Unismuh Makassar Mulai Jual Jagung, Rektor Imbau Jaga Kualitas
Unismuh telah bekerjasa sama dengan Kementerian Pertanian dalam rangka kegiatan pengembangan jagung di Sulsel.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Salah satu unit bisnis yang dikembangkan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yaitu pengembangan jagung di seluruh kabupaten dan kota di Sulsel.
Dan unit usaha jagung milik Unismuh tersebut, baru masuk tahun pertama hingga jangkauannya belum sampai seluruh wilayah pengembangan yang ada di setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Untuk saat ini pengembangannya baru sekitar Gowa, Takalar, Jeneponto dan Bantaeng.
Rektor Unismuh Makassar, Dr H Abdul Rahman Rahim pada setiap kunjungannya ke lokasi pabrik jagung Unismuh di Doja Limbung, Kabupaten Gowa, mengatakan, Unismuh telah bekerjasa sama dengan Kementerian Pertanian dalam rangka kegiatan pengembangan jagung di Sulsel.
Adapun luas area yang dikerjasamakan, Unismuh diberi areal pengembangan jagung seluas kurang lebih 20 ribu hektar, dan 10 ribu ha untuk pengembangan bawang merah. Dan Khusus untuk pengembangan bibit jagung Unismuh dikembangkan di Bolangi, Gowa.

Pihak pengelola pengembangan bibit jagung di Bolangi Maret 2018 sudah mulai panen.
Meskipun ini baru tahun pertama mengembangkan jagung, Unismuh sudah mulai menjual jagung ke sejumlah pabrik pakan ternak yang ada di Makassar, seperti Jaffa dan beberapa perusahan pakan ternak lainnya di Sulsel.
"Satu kali menjual sekitar 250 ribu ton,"kata Rektor Rahman melalui siaran persnya, Minggu (28/1/2018).
Secara terpisah, Idham Halid dan Agussalim penanggungjawab pengembangan unit usaha jagung di Doja, mengatakan kegiatan pembelian jagung ditingkat petani sudah berlangsung beberapa bulan.
Rahman Rahim menambahkan, bahwa dirinya sangat optimis unit usaha jagung Unismuh di Doja Limbung ini bisa berkembang. Dan lebih sekarang ini kata Rahman sudah ada hasilnya, dan Unismuh tidak perlu lagi repot-repot cari pembeli, karena pembelinya sudah datang sendiri ke pabrik.
Meskpun demikian, lanjut rektor, berharap tetap memperhatikan kualitas jagung yang dijual.
“Semakin baik kualitas jagung yang diproduksi maka harga juga akan bisa lebih baik dan ini bisa menambah lagi keuntungan yang diperoleh,”tutup Rahman.