Demi Kumpulkan Uang Panaik, Syukur Semangat Bekerja Jadi Petugas Coklit
Syukur termotivasi untuk bekerja keras untuk meminang gadis idamannya. Selain digunakan untuk keluarga, sebagian penghasilannya ditabung
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Seorang Petugas Pemutakhiran Data Pemilu (PPDP) di Kabupaten Maros, Syukur bersemangat untuk bekerja keas dalam Pencocokan dan Penelitian data (Coklit) di Desa Borikamase, Kecamatan Maros Baru, untuk mencapai cita-citanya, Senin (26/1/2018).
Syukur yang tidak memiliki jari-jari sejak lahir 1994 silam itu mengaku, hanya mendapatkan upah sebesar Rp 800 ribu sebulan, sebagai PPDP. Dalam kontrak kerjanya, dia hanya akan mendapatkan upah dua bulan saja.
Baca: Dengan Keterbatasan Fisik, Syukur Sudah Mencoklit 70 Persen Warga di Maros Baru
Syukur termotivasi untuk bekerja keras untuk meminang gadis idamannya. Selain digunakan untuk keluarga, sebagian penghasilannya ditabung untuk uang panaik.
"Iya, pasti saya juga ingin menikah seperti orang. Makanya harus bekerja keras untuk mencapai target itu. Jika uang sudah terkumpul, mungkin sudah bisa digunakan," katanya.
Baca: Petugas Coklit Ini Punya Keterbatasan Fisik, Ini Reaksi KPUD Maros
Saat bertugas, dia harus berjalan kaki ke rumah warga atau numpang di kendaraan warga yang kebetulan lewat. Pria ini tidak memiliki kendaraan meski dia bisa berkendara.
Saat mendata, Syukur menggunakan dua tanggannya. Pulpen dijepit lalu digunakan menulis. Dia juga lihai untuk menulis. Tulisannya juga bisa bersaing dengan 600 petugas lainnya yang ada di Maros.(*)