Public Services
Orangtua Siswa SPN Batua Akhirnya Berterima Kasih ke Kapolda
Kalau surat saya memang itulah kejadiannya di kami. Saya hanya ingin ada keturunan dan keluarga kami yang jadi polisi baik,
Penulis: Hasan Basri | Editor: Thamzil Thahir
“Kami kira, kalau masuk sudah tidak ada lagi pembayaran, ini hampir tiap dua minggu ada kwitansi, ada susu beruang, jaket, ini terakhir ada kabar lagi akan ada pembayara CD dokumentasi Rp 1,7 juta. Saya terpaksa menjual motor anak untuk menutupi biaya itu.” tulisnya.
Bahkan, dia mengaku terpaksa kalung dan cincin perkawinan istri saya sudah masuk di pegadaian untuk menutupi biaya “tak terjadwal itu” .
“Saya dan keluarga ingin ada anak yang jadi polisi. Tapi kalau harus menjual lagi motor yang saya pakai mengajar, saya sepertinya merasa sangat tersiksa.
Baca: FOTO: Rapat Dengar Pendapat DPRD Sulsel Terkait Abu Tours and Travel
Menurut cerita anak saya dan temannya yang pernah ke rumah bermalam, pungutan biaya itu diberitahu setelah upacara atau apel. Kalau pengumuman resmi pakai micropon dan didengar semua, tapi kalau pengumuman pungutan tidak pakai micropon.” (dal)