Sys NS Meninggal Dunia Karena Sakit
Kabar itu dibenarkan oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.
TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan politisi Partai Demokrat Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns Soerio Soebagio atau lebih dikenal dengan nama Sys NS meninggal dunia, Selasa (23/1/2018).
Sys meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
Kabar itu dibenarkan oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.
"Iya benar. Barusan saya dapat (kabar) di group," kata Imel, sapaannya melalui pesan singkat, Selasa (23/1/2018).
Namun belum diketahui peyakit apa yang diidap Sys, salah satu pendiri Demokrat. Saat ini jenazah masih berada di Rumah Sakit Pondok Indah.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan mengaku kehilangan dengan meninggal dunianya Sys NS.
"Beliau orang yang humble, komunikasi di antara kami masih sangat baik," kata Syarief saat dihubungi, Selasa.
Tentang Almarhum
Sejak tahun 2007, Sys keluar dari Partai Demokrat dan mendirikan Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meski lahir di Semarang, orangtua Sys sebenarnya tinggal di Jakarta, tapi sang bunda yang sedang mengandungnya tujuh bulan sengaja pulang ke rumah ibunya (nenek Sys) di Semarang untuk melahirkannya.
Ini merupakan kebiasaan ibunya, Siti Suciati, untuk melahirkan semua anaknya (termasuk saudara-saudara Sys) di Semarang, Jawa Tengah.
Saat Sys duduk di bangku SMU, orangtuanya yang pindah ke Semarang.
Namun, Sys memilih tetap tinggal di Jakarta meneruskan sekolahnya.
Sejak berpisah dari orangtuanya, dia pun sekolah sambil mencari uang sendiri sebagai disc jockey.
Ketika masih mahasiswa, dia pernah ingin meraih tiga hal sekaligus; kuliah di Institut Kesenian Jakarta, bergaul dengan sesama artis dan mahasiswa, dan mencari uang sebagai disc jockey.
Setelah mencoba dilakoni, hal itu tak gampang.
Sys kemudian memilih meninggalkan bangku kuliah.
Ketika menggeluti disc jockey, Sys pernah memperoleh penghargaan sebagai The Best of Disc Jockey of Indonesia pada tahun 1975.
Setelah tidak kuliah lagi, hampir semua profesi pernah dia lakukan khususnya yang berhubungan dengan dunia seni hiburan.
Jadi penulis skenario, sutradara, pemain film bahkan humor seperti ‘Sersan Prambors’ dia pernah ikuti.
Pada Sersan Prambors, Sys bergabung bersama Muklis Gumilang, Pepeng, Krisna Purwana, dan Nana Krip.
Berbagai keberhasilan Sys di lingkungan pekerjaan diikuti juga dengan keberhasilannya di bidang organisasi.
Hingga tahun 1976 Sys dipercaya menjadi Ketua Kasta (Kekerabatan Antar Siswa se Jakarta) Prambors, kemudian menjadi Ketua Laboratorium Seni Prambors.
Dia pernah menjadi Ketua Gabungan Artis Nusantara, pernah Ketua Umum PB PARFI periode 1998 - 2002, dan lain sebagainya.
Karier Politik
Sys menjadi Anggota Badan Pekerja (PAH II) MPR-RI, periode 1999-2000 dan Anggota MPR-RI, Utusan Golongan, periode 1999-2004. Pada tahun 2001, Sys menjadi salah satu pendiri Partai Demokrat.
Pada tahun 2005, Sys mendeklarasikan dirinya sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat.
Bahkan sebagai langkah awal untuk kampanye, Sys meluncurkan sebuah buku biografi berjudul Sys NS: Yesterday, Today, & Tomorrow pada tanggal 15 Mei 2005.
Sayang pada kongres di Balibulan Mei 2005, Sys kalah bersaing dengan adik ipar SBY, Hadi Utomo.
Di penghujung tahun 2005, Sys menyatakan mundur dari Partai Demokrat karena merasa sudah tidak lagi sejalan dengan misi dan visinya.
Setelah meninggalkan Partai Demokrat, Sys NS mendirikan partai baru, Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhirnya namanya diubah menjadi Partai Nusantara Kedaulatan Rakyat Indonesia.
Partai ini telah terdaftar di Departemen Hukum dan HAM tertanggal 18 Oktober 2006 setelah sebelumnya didirikan pada 18 Juli 2006.
Namun partai tersebut tidak lulus verifikasi faktual untuk ikut dalam Pemilu 2009.
Kehidupan Pribadi
Sys menikah dengan Shanty Widhiyanti, putri dari Syaiful Hamid.
Walaupun usia keduanya terpaut jauh yakni sekitar 13,5 tahun namun itu bukan jadi penghalang cinta mereka.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 3 orang anak, Syanindita Trasysty, Sabdayagra Ahessa, dan Sadhenna Sayanda.(*)