Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

7 Fakta & Kehebatan Sergei Eisenstein, Google Doodle Hari Ini. Ngak Nyangka Berjasa Tuk Kamu!

Google Doodle menampilkan sosok seorang pria berdasi yang sedang mengamati rol film.

Editor: Rasni
Google Doodle Sergei 

Bagi Sergei Eisenstein, pembuatan film harus bertujuan membangun kesadaran penonton dari unsur-unsur yang akan membawa penonton ke ide-ide yang mebuat penonton lebih aktif, atraktif dan tersampainya pesan yang disampaikan melalui film.

Pada tahun 1925, dalam rangka memperingati Revolusi 1905 Sergei Eisenstein membuat film yang berjudul "Perang Potemkin" yang sangat suskses dalam karirnya.

Dalam film ini, Sergei Eisenstein lebih menunjukkan peran emosional penonton lebih digunakan dan lebih terasa serta berkembang dari pada film-film sebelumnya. Film "Perang Potemkin" menceritakan salah satu kisah yang pada saat Revolusi Rusia 1905 yang mana film ini dibuat di Laut Hitam di pelabuhan Odessa. 

Setelah itu, pada tahun 1927 Sergei Eisenstein memprodusi sebuah film yang berjudul "Oktober" yang bertepatan dengan peringatan 10 tahun Revolusi Oktober 1917.

Para pejabat pemerintahan komunis telah mewaspadai dampak yang akan ditimbulkan dalam film karya Sergei Eisenstein kepada rakyat Rusia, sehingga Sergei Eisenstein dipaksa untuk keluar dari gaya montagenya, meskipun dengan jelas film tetap memiliki pesan yang khas untuk rakyat Rusia.

Baca: Demokrat Mulai Tancap Gas Menangkan JUARA di Palopo

Baca: 4 Bapaslon Bupati Bantaeng Setor Perbaikan Berkas ke KPU

Baca: Hindari Motor, Daihatsu Ayla Terjun ke Sungai Bentengnge Pinrang

4. Sergei Eisenstein adalah Bapak Montase.

Pada tahun 1925, Uni Soviet atau yang saat ini bernama Rusia resmi tercatat pada sejarah perfilman dunia.

Alasannya, pada tahun itu, Sergei Eisenstein merilis Bronyenosyets Potyomkin atau Battleship Potemkin, sebuah film bisu yang sampai sekarang dirujuk sebagai batu penjuru perihal penyampaian wacana lewat montase (montage).

Montase dalam istilah perfilman merupakan teknik mengedit potongan film tematik yang terpisah kemudian menggabungkannya ke dalam rangkaian yang tertata rapi.

Dengan teknik ini, bagian dari gambar-gambar yang gerak dapat disusun dengan hati-hati oleh sutradara, editor film, dan teknisi visual dan suara.

Merekalah yang memotong dan menyesuaikan satu bagian dengan bagian yang lainnya.

Dikutip dari Britannica.com, montase visual dapat menggabungkan gambar untuk menceritakan kisah secara kronologis.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved