Kampanye Stop Dikriminasi ke ODHA, Cah Gareng Keliling Indonesia dengan Jalan Kaki
Selain Maros, Cah Gareng juga telah mendatangi 116 Kota dan Kabupaten di 30 Provinsi dengan berjalan kaki sejak tanggal 07 November 2015
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Aktivis pemerhati HIV-AIDS, Wijianto atau lebih dikenal dengan nama Cah Gareng (34), merupakan satu dari ratusan ribu anak bangsa Indonesia yang terinfeksi HIV.
Pria Nganjuk, Jawa Timur ini, telah berjalan kaki selama dua tahun keliling Indonesia untuk mengampanyekan bahaya HIV-AIDS dan Stop Diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) kepada warga.
Cah Gareng menyampaikan rencananya untuk mengabadikan perjalanannya selama dua tahun terakhir itu dalam sebuah Buku. Hal ini disampaikannya saat menghubungi tribunmaros.com, Minggu (21/1/2018).
Cah Gareng pernah berkunjung ke Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Maret 2016 lalu. Saat dia sementara melakukan Aksi Jalan Kaki Jelajah Negeri untuk kampanyekan pencegahan penularan HIV.
Selain Maros, Cah Gareng juga telah mendatangi 116 Kota dan Kabupaten di 30 Provinsi dengan berjalan kaki sejak tanggal 07 November 2015 hingga 10 November 2017.
Dalam perjalanannya itu, dia juga menyinggahi 68 kampus dan sekolah serta melakukan diskusi inspiratif dan edukatif seputar HIV dan AIDS kepada 6.538 mahasiswa dan pelajar.
"Saya juga menyempatkan bertemu dengan mereka yang terinfeksi HIV untuk saling memotivasi. Serta mengedukasi warga yang saya temui di sepanjang jalan yang dilintasi," katanya.
Cah Gareng telah menemui pemimpin daerah, termasuk Menteri untuk menyampaikan harapan dan masukan seputar pencegahan dan penanggulangan HIV.
Berakhirnya misi perjalanannya, tidak menyurutkan niatnya untuk berhenti berkarya demi terciptanya generasi ke depan yang lebih baik.
"Buku yang akan saya buat berisi tentang perjalanan keliling Indonesia. Dimana dalam isi buku nanti akan mengisahkan pengalaman serta berbagai kejadian yang dialami selama perjalanan," katanya.
Pembuatan buku dilakukan untuk memotivasi dan menginspirasi warga, khususnya generasi muda agar lebih peduli lagi dengan sasama serta keadaan di sekitarnya.(*)