Harga Beras Naik, Pembeli Sepi di Pasar Tradisional Toddopuli
Kenaikan harga beras mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, baik pembeli maupun penjual
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ardy Muchlis
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kenaikan harga beras mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, baik pembeli maupun penjual sama-sama mulai mengeluh akibat kenaikan harga tersebut.
Di Pasar Tradisional Toddopuli, salah satu pedagang, Ambo mengatakan sejak beberapa pekan terakhir omsetnya terus menurun akibat kenaikan harga.
Ia menyebut faktor cuaca di Sulsel yang terus diguyur hujan sejak Desember lalu menjadi salah satu penyebab kenaikan harga tersebut.
"Gara-gara hujan terus ini, pasokan berkurang, jadi harga ikut naik," kata Ambo saat ditemui, Selasa (16/1/2018).
Ia mengatakan, membeli beras dari penyuplai seharga Rp9000 per kilogramnya, yang sebelumnya hanya di kisaran Rp8000-an.
Ia kemudian menjualnya dengan harga Rp8000-Rp9000 per liternya, atau hingga Rp10.000 per kilogram, bergantung jenis dan kualitas beras.
"Keuntungan tetap ada tapi berkurang, biasa kita untung seribu per liternya, tapi kalau kondisi terus hujan begini, yah kurang," terangnya.
Lanjut Ambo, masalah tidak sampai pada kenaikan harga, namun kurangnya pasokan dan pembeli yang datang juga menambah masalah para pedagang.
"Ini pembeli makin sepi, kadang berhari-hati tidak ada datang. Kalau begini terus saya bisa berhenti jualan ini," keluh pria yang mengaku sudah 19 tahun berjualan ini. (*)