Kompetisi Liga 1 Musim 2018, Benarkah Saatnya PSM Makassar Menjadi Juara?
Jose Mourinho saat memberi treble winner bagi Inter Milan; tim juara tak akan membongkar skuad utamanya untuk menjadi jawara
TRIBUN-TIMUR.COM - Kompetisi Liga 1 musim 2017 menjadi salah satu momen terbaik bagi PSM menjadi juara liga setelah terakhir kali meraih tropi pada Liga Indonesia (Ligina) tahun 2000 lalu.
Sejak awal musim hingga laga ke-14, puncak klasemen tak pernah lepas. Lalu di putaran kedua, PSM mampu menjadi tim terbaik dalam 17 laga. Hamka Hamzah dkk, mampu menorehkan catatan 11 kemenangan, 4 kali imbang dan hanya dua kali kalah.
Baca: Lama Dibujuk dan Dirayu, Eks Bek Bali United Ini Resmi ke PSM. Dikontrak Selama Setahun
Baca: Hanya Dijanji-janji Klub Lama, Mantan Striker PSM Asal Brasil Ini Akhirnya Gigit Jari
Namun, dewi fortuna memang belum menaungi skuat Ayam Jantan dari Timur untuk jadi juara. Meski menang telak 6-1 di pertandingan terakhir kontra Madura United, koleksi poin PSM hanya 65, terpaut tiga dari Bhayangkara FC (68) dan runner-up Bali United (68).
Catatan Tribun, ada momen-momen yang sangat disesalkan, ketika PSM harus kehilangan poin pada laga yang sejatinya bisa dimenangi.
Di putaran pertama saat PSM menantang tuan rumah Semen Padang pada 8 Juni 2017. Sempat unggul 0-1 lewat Romario di menit 34, justru kemudian menelan kekalahan 2-1 dari tim yang akhirnya terdegradasi itu. Tiga poin sirna.
Baca: Resmi! Inilah 7 Pemain Pilar Anyar PSM untuk Musim 2018, Salah Satu Eks Suwon FC
Pun saat melawan Gresik United. Lagi-lagi melawan tim yang akhirnya terdegradasi dan berada di urutan paling buncit di klasemen, PSM ditahan imbang 1-1. Dua angka menguap.
Lalu di putaran kedua saat menantang tuan rumah Persija, 15 Agustus 17. Semestinya tiga poin ada di tangan, namun aksi wasit Bonyadifard Mooud (32 tahun) yang tak mengesahkan gol Wiljan Pluim membuat PSM harus puas bermain 2-2. Dua angka sirna.
Pun ketika PSM sudah unggul 3-0 atas tuan rumah Arema FC pada 30 Agustus 2017. Sungguh tak ada yang mengira, skor menjadi 3-3, setelah tuan rumah mendapat dua penalti. Dua poin lagi-lagi menguap.
Adapun kekalahan 0-1 atas Bali United di Mattoanging, tak layak disalahkan, karena perjuangan memang benar-benar sudah optimal. Tembakan PSM 17 berbanding 5, lalu yang mengarah 7 berbanding 3. Tapi itu tadi, keberuntungan memang tak ada di pihak PSM.
Baca: Sempat Bakal Dipertahankan, Nyatanya Ferdinand dan Nurhidayat Lepas Juga, Ini Alasan PSM!
Kalau pun masih bisa berandai-andai, poin yang tak semestinya menguap, dari Semen Padang, Gresik United, Persija, dan Arema, klub kebanggaan warga Makassar dan Sulsel-lah juaranya. 65 plus 9 angka membuat poin total 74, tak bakal dilewati Bhayangkara (juara) dan BU.
Melompat Lebih Tinggi
Tapi sudahlah, kegagalan yang lalu hendaknya jadi tonggak untuk melompat lebih tinggi, berbenah, dan mawas diri. Musim 2017 adalah kesuksesan yang tertunda.
Modal besar dimiliki PSM menatap kompetisi Liga 1 musim 2018. Mayoritas tim Laskar Pinisi –sesuai ikon kapal pinisi di logo baru PSM, tak banyak berubah.
Baca: Sempat Bakal Dipertahankan, Nyatanya Ferdinand dan Nurhidayat Lepas Juga, Ini Alasan PSM!
Hanya 9 dari total 28 pemain yang keluar dan mundur. Mereka adalah Deny Marsel, Syamsul Haeruddin, Pavel Purishkin, Ridwan, Nurhidayat, Faturahman, Romario, Gozali Muharram, dan Ferdinand Sinaga.
Pun, pemain-pemain yang keluar tersebut bukanlah anggota skuad inti dari tim impian di musim 2017 –minus Ferdinand Sinaga.
Menilik kutipan pelatih sukses Jose Mourinho saat memberi treble winner bagi Inter Milan musim 2009/2010, “tim juara tak akan membongkar skuad utamanya untuk menjadi jawara”, maka sudah cocok dengan yang dilakukan Pelatih Robert Alberts.
Menuju Liga 1 2018, dari lini belakang hingga lini depan, hanya posisi penyerang yang berubah. Posisi penyerang PSM terpaksa berbenah setelah ditinggal Ferdinand Alfred Sinaga –memilih tampil untuk Kelantan FA, di Liga Malaysia.
Baca: Mantan Striker PSM Pemilik Tendangan ‘Pisang Ijo’ Ini Bakal Merapat ke PSIS Semarang
Hadirnya penyerang asal Australia, Bruce Joss Djite, diharapkan menjadi pengganti ideal dari The Dragon –julukan Ferdinand yang musim lalu menyumbang 12 gol.
Sebenarnya Bruce hadir untuk mengisi kekosongan slot pemain asing yan ditinggalkan Pavel Purishkin. Namun sejalan pilihan Ferdinand yang out dari skema inti, mantan striker Adelaide United dan Suwon FC inilah harapan Robert.
Dari track record selama di Suwon, ia mengemas 11 gol dari 39 laga. Lalu di musim 2015-2016 bersama Adelaide, Bruce mencetak 11 gol dari 25 laga.
Adapun posisi starter lainnya, dari kiper masih ada Rivky Mokodompit yang kedatangan pesaing Shahar Ginanjar (Barito Putra).
Baca: Tiga Pemain Anyar PSM, Termasuk Striker Bruce Djite Ungkap Motivasi dan Ambisinya, Apa Saja?
Lalu dari lini bertahan, masih ada Zulkifli Yukur, Steven Paulle, Hamka Hamzah (kapten, masih nego), Ardan Aras, Hendra Wijaya, Wasyiat, Reva Adi Utama, dan pemain baru Hasim Kipuw.
Di tengah, persaingan ketat gelandang bertahan masih akan melibatkan Rizky Pellu, Rasyid Bakri, M Arfan, untuk mendampingi Marc Klok.
Lalu untuk gelandang serang, tak kalah kompetitif saat Titus Bonai, Zulham Zamrun, M Rahmat, Saldi, hingga Arsyad Yusgiantoro bersaing untuk menemani Wiljan Pluim.
Hanya lini depan, praktis masih butuh pemain top agar Bruce Djite memiliki kompetitor untuk menjadi pemain utama.
Baca: Lerby dan Patrich Wanggai Digadang Calon Pengganti Ferdinand, Seriuskah Pihak Manajemen PSM?
Menilik materi dari 17 tim-tim calon lawan PSM, sebagian besar sudah terbongkar dari tim utama musim lalu. Termasuk Bhayangkara FC si juara bertahan dan runner-up Bali United. Keduanya kehilangan sejumlah pemain pilarnya.
“Tim ini masih utuh dan ini adalah modal untuk bisa berkompetisi kembali meraih tropi juara,” kata mantan Pelatih PSM Syamsuddin Umar, beberapa waktu lalu.
Semoga, para pemain tersebut masih menjaga dan merawat pesan legenda hidup PSM Syamsul Haeruddin. Gelandang yang selama 15 tahun berkarier di PSM dan akhirnya mundur itu, menitip pesan agar musim 2018 membawakan gelar juara untuknya.
Ewako PSM. Saatnya Juara!!! (*)