Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bikin Air Mata Bercucuran, Pengakuan Teman Kuliah Tentang Kebaikan-kebaikan Aisyah Bahar

Dalam unggahannya di facebook Muharni menyebut jika Aisyah adalah sahabat terbaik yang pernah ditemuinya.

Editor: Ilham Arsyam
Aisyah Bahar 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kepergian mendadak Andi Sitti Aisyah bahar menyisakan pilu bagi salah satu sahabatnya, Muharni Arny.

Muharni adalah sahabat Aisyah di bangku kuliah di Fakultas Peternakan Unhas..

Dalam unggahannya di facebook Muharni menyebut jika Aisyah adalah sahabat terbaik yang pernah ditemuinya.

Aisyah digambarkan sebagai sosok yang suka menolong.

Aisya juga disebutnya rela berkporban bukan hanya tenanga tapi hingga materi.

“Ya Allah temanku sayang....selama kuliah kita selalu bersama...saya bisa PkL karna bantuanmu, km kasi aku tempat tinggal, makanan,setiap hari kamu bonceng aku dari makassar ke pangkep. Kita singgah shalat dijalan. Kamu ke kosku bawakan aku makanan, kasi aku pakaian, selalu ingatkan aku...kasi aku alquran kasi aku jilbab.

Tidak ada yg tidak kamu kasi aku..kamu kasi aku uang, kamu traktir aku di kampus, kamu berusaha carikan aku pekerjaan. Kamu selalu telfon aku...” tulisnya.

Tak hanya itu bahkan Aisya juga selalu mengingatkan sahabatnya itu untuk tak melupakan ibadah.

“Tiap ketemu kita pelukan...saat kkn kita bersama, tiap subuh kamu bangunkan aku shalat,mengaji dan tidak ada hal yang tak baik,kamu ajarkan ke aku.....” kenangnya.

“Kamu temanku yg terbaik selama dalam hidup.

Namun takdir berkata lain,,Innalillahiwainnailaihirojiun, surga menantimu syangq Andi Sitti Aisyah...... Maafkan aku selama ini menjadi temanmu yg selalu menyusahkanmu............Alfatiha,” tutup Muharni.

Muharni, juga menceritakan meski Aisyah berasal dari keluarga mampu tapi ia tak mau bergantung pada orangtua.

Di kampus Aisyah disebut sempat membuka usaha kue coklat untuk membiayai kuliahnya.

Untuk melanjutkan kuliahnya, Aisyah juga getol mengurus beasiswa.

Aisyah dimakamkandi salah satu pemakaman keluarga LDII di Kecamatan Moncongloe, kabupaten Maros, sore kemarin.

Aisyah meninggal diusia 23 tahun dalam keadaan tadarus Al Quran selepas shalat subuh dan tengah menjalankan ibadah puasa.

Semasa hidup, Aisyah memang dikenal sebagai pribadi yang ramah dan baik hati.

Hal itu diungkapkan teman semasa kuliahnya di Universitas Hasannudin Makassar, Rhiza Ahmad.

Kepada TribunnewsBogor.com, Rhiza bercerita kalau Aisyah memiliki sifat yang ramah dan juga pintar.

Di samping itu, Aisyah yang lulus 2016 lalu menyabet predikat cumlaude.

"Dia orang yang sangat peduli sama teman-temannya. Senang nolong bahkan tidak henti-hentinya memberikan hadiah kepada temannya sebagai apresiasi untuk menjadi lebih baik," kata Rhiza.

Lanjutnya, Aisyah juga dikenal aktif dalam kegiatan forum-forum dakwah mahasiswa.

Dalam forum itu, Aisyah sering berdiskusi.

"Saat di forum, kami memang sering berdebat tapi dia selalu gak mau maksain kehendak seperti debat kusir. Dia memang pada dasarnya memiliki tutur kata lembut," ujarnya.

Selain itu, Aisyah juga tipe orang pendengar yang baik.

Bila ada temannya yang ingin bercerita, pasti akan didengarkan dengan seksama dan kemudian diberi semangat serta nasihat darinya.

Sebelum meninggal, ternyata Aisyah sempat menelepon temannya, Muharni untuk membangunkannya untuk melaksanakan Salat Subuh.

Namun siapa duga kalau ternyata hal itu adalah amalan baik terakhir Aisyah kepada orang lain sebelum meninggal.

Sejauh ini, Aisyah diketahui tidak memiliki indikasi masalah penyakit serius.

Namun memang selama ini Aisyah memiliki jadwal rutinitas yang padat.

Selamat jalan Aisyah, semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved