Headline Tribun Timur
Wali Kota Makassar: Banjir Ini Kiriman Maros dan Gowa
Beberapa kawasan yang aman pada musim banjir tahun sebelumnya, kini pun sudah tergenang.
Salah satu kawasan terparah adalah Komplek Pemukiman Kodam III di Paccerakkang. Lokasi ini menjadi sasaran awal banjir kiriman dari Maros. Kawasan ini tidak bisa lagi diakeses, terisolir. Ribuan warga diungsikan.

Danny didampingi Kadis Kesehatan dr Naisyah Tun Azikin dan sekretaris BPBD Makassar, Khaeruddin meninjau Kodam III, kemarin.
Danny berjalan sekitar tiga kilometer melintasi genangan air yang kadang mencapai dadanya.
Dia menolak menggunakan perahu karet yang disiapkan tim SAR.
Meski ribuan warga sudah mengungsi, Danny menilai Makassar belum darurat banjir.
Apalagi banjir yang terjadi hanya kiriman dari kabupaten tetangga.
"Ini belum darurat banjir. Meski ini memang kronis karena terjadi hampir tiap tahun, tapi ini adalah banjir kiriman. Yang BTN Kodam III ini banjir kiriman dari sungai di Maros. Sama dengan yang di wilayah Romang Tangaya, itu juga banjir kiriman dari sungai di Kabupaten Gowa,” jelas Danny saat “basah-basahan” di Kodam III.
Menurut Danny, banjir Makassar sudah harus ditangani oleh pusat karena melibatkan tiga kabuapten/kota.
“Banjir ini tidak bisa hanya Makassar yang menyelesaikannya. tapi pusat," tegas Danny.
Langkah awal yang dilakukan pemerintah kota (pemkot), kata Danny, adalah menangani pengungsi.
"Baru kemudian kita konsen soal listrik, jangan sampai ada apa-apa. Karena ketinggian air saat ini hampir menyentuh gardu listrik," kata Danny saat menemui pengungsi dari Kodam III dan sekitarnya di masjid.
Kodam III sudah terendam sejak Rabu (20/12/2017).

Kompleks ini dihuni sekira 460 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 1647 jiwa ini.
“Ini sudah kronis, hampir setiap musim hujan intensitas tinggi selalu begini, solusinya adalah harus ada koordinasi dengan baik. Kita harus bikin tanggul di sini,” ujar Danny.
Wali kota berlatar belakang pendidikan arsitek itu meminta warga korban banjir bersabar.
Danny menolak pemkot dijadikan sumber kesalahan utama dalam masalah banjir di Makassar.