Bukit Karamaka Jadi 'Korban' Baling-baling PLTB Jeneponto
Jarak antara rest area Boyong ke lokasi pusat pembangunan proyek PLTB sekitar 12 hingga 15 kilometer.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Tiang dan baling-baling turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) diperkirakan tiba di Jeneponto awal tahun 2018.
Untuk rencana pengawalan, Polres Jeneponto telah mendapat koordinasi dari Pihak Polda Sulsel selaku penanggungjawab pengamanan.
"Polda yang ngawal, kalau Polres Jeneponto nyambutnya di perbatasan Takalar-Jeneponto. Rest area kita sudah siapkan di Boyong," kata Kapolres Jeneponto, AKBP Hery Susanto, Selasa (19/12/17).
Jarak antara rest area Boyong ke lokasi pusat pembangunan proyek PLTB sekitar 12 hingga 15 kilometer.
Selain berkoordinasi dengan pihak Polda SulSel, pihaknya juga mengaku telah berkoordinasi dengan pihak PLTB Jeneponto dan Dinas Perhubungan Provinsi SulSel.
Pihak Satlantas Polres Jeneponto menyiapkan, 43 personel untuk pengawalan dan pengaturan lalu lintas dari batas Jeneponto-Takalar, tepatnya di Desa Tuju, Kecamatan, Bangkala Barat, menuju 20 lokasi pemasangan tiang turbin yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Binamu, Batang, Tarowang dan Turatea.
Jarak dari perbatasan Takalar ke kota Bontosunggu (ibu kota Jeneponto) berkisar antara 40 hingga 43 kilometer.
Rute yang dilalui yaitu sepanjang poros Jeneponto mulai dari kecamatan Bangkala Barat- Kecamatan Bangkala-Kecamatan Tamalatea- hingga Kecamatan Binamu tepatnya di Kampung Lengke-Lengkese, Kelurahan Empoang (tiga kilometer dari kantor Bupati Jeneponto, Jl Lanto Dg Pesewang, poros Jeneponto).
"Panjang mobil diperkirakan mencapai 65 meter, tinggi sekitar lima hingga tujuh meter dan lebar itu empat meter, sementara ruas jalan poros kita itu lebarnya enam meter jadi masih ada dua meter untuk kendaraan lain," Kasat Lantas Polres Jeneponto AKP Morens DN.
Namun, pihaknya tidak menampik adanya potensi gangguan kelancaran lalu lintas saat proses pengangkutan berlangsung.
"Kalau pelambatan arus kendaraan mungkin terjadi, tapi kita sudah siapkan personel untuk sistem buka tutup jika memang berpotensi macet, makanya proses pengangkutan itu dilakukan di malam hari untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas," ujar Morens DN.
Menurut Morens, teknis pengangkutan mulai pukul 22.00 Wita hingga pukul 05.00 dini hari.
"Kecepatan laju mobil pengangkut itu 20 kilometer per jam, makanya pola angkutnya satu kali per hari jadi total 20 hari pengangkutan karena ada 20 titik," ungkap Morens.
Dari rute yang dilalui, terdapat satu titik turunan menikung yang tidak dapat dilewati mobil pengangkut tiang turbin sepanjang 65 meter tersebut, lokasinya di daerah Karamaka
"Sekarang sementara proses pengikisan bukit di Karamaka karena jalannya terlalu sempit makanya bukitnya digerus kedalam agar lebih lebar, selain itu semua lintasan sudah dapat dilalui," ujar Morens DN.