Baling-baling PLTB Jeneponto Diangkut Malam Hari, Kadishub Khawatir
Karena ukurannya sangat besar, pengangkutan baling-baling ini akan melibatkan pengawalan khusus dari Polda Sulsel
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
Usul Lewat Bantaeng
Lanjut Ilyas, jauh hari sebelum baling-baling ini tiba di Makassar, beberapa kali telah berlangsung pertemuan antara Dishub, Polda, dan pelaksana proyek.
Setiap rapat, Ilyas mengaku mengusul kepada kontraktor pelaksana agar baling-baling sebaiknya di drop di Bantaeng dengan alasan efisiensi waktu dan jarak tempuh.
Tapi pelaksana proyek itu kata Ilyas ogah merespon usulan itu dan ngotot tiba di Makassar sehingga diputuskanlah tiba di Makassar.
"Kalau di Bantaeng itu hanya menempuh jarak 30 km, bandingkan dengan Makassar 90 km tapi tidak mauka nadengar, ya jalani pale. Tapi tetap kita kawal dan dukung. Kita hanya berikan saja," katanya.
Adapun rute pengangkutan itu mulai dari star Pelabuhan Jl Nusantara, lanjut Tol Reformasi, keluar Tol masuk ke Pettarani, Jl Sultan Alauddin, poros nasional Gowa Takalar, Jeneponto.
Sebelumnya diberitakan, poyek pembangunan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto telah memasuki tahap pengecoran pondasi turbin.
Hal itu diutarakan Super Intendent Baching Plant atau pengawas pengiriman beton dari Equis Energi, Rangga.
"Saat ini sudah masuk tahap pengecoran pondasi yang ke dua dari total 20 pondasi tiang turbin yang rencana akan dibangun," kata Rangga.
Rencananya, terdapat 20 tiang turbin yang akan dibangun dengan target energi yang dihasilkan sebanyak 72 megawatt.
Rencananya per tiga hari itu selasai satu WTG atau satu pondasi tiang, ini baru masuk dua titik kita bangun, sementara ada 20 titik jadi target pengecorannya kita target Februari," ujar Rangga.
Ada 20 titik pembanguan turbin di lahan seluas 40 hektar yang tersebar di Kecamatan Binamu, Turatea, Arungkeke dan Tarowang. (*)