Tak Selebar Ungkapannya, tapi Siapa Sangka Daun Kelor Dipercaya Tangkal Guna-guna
Namun, seperti apa sosok tanaman kelor, barangkali tidak sedikit di antara kita yang belum pernah mengenalnya.
Maka, tepat kalau ada pepatah berbunyi “dunia tak seluas daun kelor" karena daun kelor memang amat sangat sempit!
Daun berbentuk bulat telur kecil itu akan semakin kecil dan tipis saat tiba musim kering.
Yang menjadi ciri khasnya, bila daun itu diremas-remas segera menimbulkan bau langu.
Tanaman multiguna
Meskipun tidak terkenal, tanaman kelor masih menyimpan pamor di kalangan tertentu.
Hampir setiap bagian dari tanaman itu dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya.
Antara lain, bisa sebagai bahan kertas, bahan kosmetik, bahan minyak pelumas, obat tradisional, dan sebagai sumber pangan.
Bunga kelor pun dapat dimasak, selain menyediakan nektar bagi lebah madu. Oleh sebagian masyarakat kita, daun, bunga, dan buah kelor muda biasa disayur bobor.
Meski kurang populer, menurut yang pernah mencicipi, rasanya sedap seperti asparagus. Namun, ada sedikit rasa pahitnya.
Bahkan, di India, buah kelor dimasak kari dan diawetkan dalam kaleng untuk dijual di supermarket.
Apalagi kalau menilik nilai gizinya, tanaman kelor tidak bisa dipandang sebelah mata. Soalnya, daun kelor memiliki kadar vitamin A dan C cukup tinggi.
Demikian yang pernah dilaporkan Michael D. Benge, dari Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi AS, di Washington DC, pada tahun 1987.
Selain itu, daun kelor juga dikenal kaya kalsium (Ca) dan zat besi (Fe). Juga sebagai sumber fosfor yang baik.
Begitu pula buah mudanya bersifat sukulen (berkadar air tinggi) dan tinggi kandungan proteinnya.
Sementara, biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 35 - 40%.