Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2018

Dulu Tebar Baliho Kini Menyepi (1), Haris Baginda Sudah Nikmati Kantor Baru di Jakarta

tiba-tiba Haris menyebar foto dirinya sedang duduk di kursi empuk dalam ruang mewah. Foto ini dia sebar lewat WhatsApp, beberapa hari lalu.

Penulis: AS Kambie | Editor: AS Kambie
Dulu Tebar Baliho Kini Menyepi (1), Haris Baginda Sudah Nikmati Kantor Baru di Jakarta - haris-baginda-jakarta_20171215_012405.jpg
dok.tribun
Foto Haris Baginda di kantor barunya di Jakarta yang dia sebar awal Desember 2017
Dulu Tebar Baliho Kini Menyepi (1), Haris Baginda Sudah Nikmati Kantor Baru di Jakarta - haris-baginda-jakarta2_20171215_012804.jpg
dok.tribun
Haris Baginda dan kantor barunya

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Abdul Haris Baginda gulung baliho lebih awal dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018 ini. Hampir di setiap momen pemilihan kepala daerah (pilkada) di Pulau Sulawesi, nama tiga suku kata ini selalu mengemuka meramaikan bursa.

Kadang Haris muncul sebagai kandidat, konsultan politik, juru bicara tim pemenangan, hingga pengamat politik. Nama Haris bahkan sempat melejit secara nasional menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.

Tidak seperti dua momen Pilgub Sulsel sebelumnya, Haris redam dini jelang Pilgub Sulsel 2018. Dia hanya muncul beberapa pekan sebagai kandidat.

Haris bahkan mengklaim sebagai pasangan kandidat pertama yang resmi mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur-wakil gubernur untuk Pilgub Sulsel 2018. Sebelum deklarasi maju di Sulsel, Haris malah menyiapkan diri maju di Pilgub Sulawesi Tengah (Sulteng) 2018.

Tantang Ichsan YL
Saat semua kandidat masih meraba-raba pasangan dan mengelus partai, Haris sudah tampil deklarasi pasangan.

Pendiri sejumlah lembaga survei itu memutuskan mendeklarasikan diri bersama bakal calon wakil gubernur Irwan Mattuju (IM). Dia tidak sembarang memilih waktu dan tempat deklarasi.

Haris memutuskan deklarasi maju pilgub bersamaan dengan aksi 313 di Jakarta, Jumat (31/3/2017). Tempatnya pun tak lazim, di Masjid Amirul Mukminin, Pantai Losari, Makassar.

Itulah deklarasi pertama pasangan bakal calon Pilgub Sulsel 2017. Pun deklarasi pilgub pertama yang digelar di masjid.

“Saya memilih masjid, selain tentu karena berharap berkah, juga ingin memberi contoh dan mengingatkan perjuangan Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang semuanya dipusatkan di masjid,” jelas Haris, beberapa jam setelah deklarasi.

Bendahara Umum HMI Cabang Makassar 1990-1991 itu bertekad mengubah image politisi terhadap masjid. “Jangan jauhkan masjid dari kegiatan politik. Ini salah. Makanya politik kita tidak berkah karena dilarang dilakukan di masjid,” tegas pentolan Korps Alumni HMI (KAHMI) Sulsel itu.

Haris-Irwan menyatakan siap menantang Ichsan Yasin Limpo lewat jalur independen dan mengusung tagline Sulsel Maju. Haris juga memperkenalkan akronim namanya, Panglima HB.

“Kami bukan siapa-siapa. Saya hanya rakyat biasa yang tidak punya partai politik, makanya saya maju lewat jalur independen. Tapi, kami tidak takut bersaing dengan Agus Arifin Nu`mang, Nurdin Halid, Ichsan Yasin Limpo, Nurdin Abdullah, Bro Rivai, Jenderal Burhanuddin Andi, dan siapa saja yang maju nanti di Pilgub Sulsel 2018 nanti,” jelas Haris usai deklarasi.

Lalu siapa Irwan Mattuju. “Dia anak muda pemberani. Dia cucunya Raja Gowa, karena beliau kemanakan Andi Maddusila Karaeng Itjo,” tegas Haris.

“Insyaallah, Panglima HB bersama Irwan Mattuju akan memprioritaskan program Kesehatan dan program Pendidikan yang nantinya diharapkan lebih maju dari saat ini. Deklarasi kami akan berkah bertepatan 313,” kata Haris.

Deklarasi di tempat ibadah, kata Haris, akan membawa berkah, sebab bila sesuatu yang dimulai dari arah kiblat akan lebih baik.

Jubir Swissindo
Setelah deklarasi, aktivitas Haris di blantika Pilgub Sulsel nyaris tak terdengar lagi. Dia hanya sesekali menyundul ruang kesadaran publik lewat aktivitas barunya sebagai petinggi United Nation World Trust International Orbit (UN Swissindo), lembaga yang menjanjikan pembagian harta karun.

Awalnya Haris hanya juru bicara di UN Swissindo (UNS), lalu menjadi sekretaris di wilayah Sulsel, hingga menjadi konsultan.

Haris mengaku tak asing dengan aktivitas barunya di UNS yang kadang disebut hanya mengiming-imingi warga dengan uang berlimpah. UNS ini bahkan sudah divonis menyesatkan oleh sejumlah pihak.

Haris tak bergeming. Dia yakin, apa yang dia kampanyekan di UNS, tak jauh beda dengan kampanye para tim sukses terhadap kandidat jagoannya. “Kami sama-sama menjual mimpi,” ujar Haris.

Lama tak terdengar, tiba-tiba Haris menyebar foto dirinya sedang duduk di kursi empuk dalam ruang mewah. Foto ini dia sebar lewat WhatsApp, beberapa hari lalu.

“Alhamdulillah sejak 1 Desember 2017, saya sebagai Konsultan UNS mulai berkantor di Plaza Sentral lantai 7, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat,” tulis Haris dalam keterangan foto yang dia sebar itu.

Lanjut dia sampaikan, “Ini belum realisasi, UNS sudah ada sobat investasikan kantor Rp 120 juta per tahun lengkap dengan ATK. Bagaimana saat UNS realisasi pasti, semua akan berkantor minimal seperti ini. Anugerah Allah SWT pasti segera tiba.”

Lewat sebaran foto itu, Haris menyemangati segenap relawan UNS di seluruh Tanah Air. “Saatnya semua Relawan dan Pengurus UNS bekerja keras tanpa pamrih dengan konsisten akur, rukun, dan damai. Salam syukur dan salam rahayu. Indonesia Mercusuar Dunia. Merdeka UNS dengan semua umat manusia,” jelas Haris.

Rangkaian Lembaga Survei
Haris merintis karier di lembaga survei sejak 2007. Sejak 2007, Haris gencar melansir hasil survei pemilihan kepala daerah tingkat lokal seperti pilkada, pilwali, dan pilgub.

Hingga menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Haris sudah mendirikan dan memimpin tiga lembaga survei.

Nama Haris Baginda di ranah survei mengguncang jagad Sulsel menjelang Pilgub Sulsel 2007.

Ketika itu, rata-rata lembaga survei memprediksi bakal terjadinya persaingan ketat antara pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly (Asmara) dengan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang). Belum ada lembaga survei yang memprediksi pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakar-Mubyl Handaling bakal menang, ketika itu.

Beberapa hari menjelang minggu tenang Pilgub Sulsel yang digelar 5 November 2007, Haris muncul dengan hasil survei yang mencengangkan. Dia memastikan pasangan Aziz-Mubyl bakal menang.

Ketika itu, Haris mengaku sebagai Direktur Biro Survei Aziz-Mubyl (Bisamu). Inilah untuk pertama kalinya, Haris memperkenalkan diri sebagai surveiyor. Sebelum ini, dia dikenal sebagai aktivis dai dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Sepak terjang HB di dunia survei berlanjut di Pilwali Makassar 2013.

Oktober 2012, 11 bulan menjelang pencoblosan, HB sudah melansir hasil survei atas nama Biro Survei Nusantara (BSN).
Dia menempatkan Supomo Guntur di urutan pertama sebesar 15 persen, disusul Adil Patu 13 persen dan Idris Manggarabarani 12 persen.

April 2013, lima bulan menjelang hari pencoblosan, HB mengumumkan lagi hasil survei. Dia sudah menempatkan Adil Patu berada di posisi teratas mengungguli Supomo.
"Survei ini kita lakukan selama sepekan. Mulai 10 sampai 15 April lalu," ujar HB selaku Direktur BSN dalam keterangan persnya, Selasa (16/4/2013).

Dua bulan menjelang hari pencoblosan, Juli, HB mengumumkan lagi hasil surveinya. Pasangan Supomo-Kadir Halid (SuKa) masih di urutan pertama (16,2 %), Adil Patu-Isradi Zainal 15,4 persen, Rusdin-Idris 9,6 %, Tamsil Linrung-Das'ad Latif 8,8 %, Irman Yasin Limpo-Busrah Abdullah (Ibu) 8,2 %, Danny Pomanto-Syamsu Risal (DIA) 7,4 %, Muhyina Muin-Syaiful Saleh 6,6 %, Apiaty Kamaluddin-Zulkifli Gani Ottoh 3,8 %, Erwin Kallo-Hasbi Ali 1,2 %, dan Herman Handoko-Latif Bafadal 0,6 %.

"Tapi semua pasangan kandidat masih punya peluang menang karena swing votter masih cukup tinggi," ujar Haris.

Hasil survei Haris atas nama Direktur Institut Survei Indonesia (ISI), Juni 2014, menjelang pilpres menghentak jagad nasional.

Hasil survei ISI, waktu itu, menyebutkan, pada Bulan Mei, Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul, tapi per Juni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah melambung.

"BSN untuk pilkada, ISI untuk pilpres," tegas Haris.
Survei Haris yang memenangkan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa menjadi konsumsi sejumlah media nasional ketika itu.

"Saya tertarik dengan survei pilpres karena panggilan jihad sebagai salah satu anak bangsa. Namanya jihad, bukan kepentingan materi, semata karena ibadah," ujar Haris.(*)

Alhamdulillah sjk 1 Des.17, sy sbg Konsultan UNS mulai berktr di Plaza Sentral lt.7 Jln Jendral Sudirman JakPus. Ini blm realisasi UNS sdh ada Sobat inveskan ktr 120 JT/thn lengkap dgn ATK, bgmn saatnya UNS realisasi pasti smua akan berktr minimal seperti ini. Anugrah Allah SWT pasti sgr tiba. Saatnya smua Relawan n Pengurus UNS bekerja keras tanpa pamri dgn konsisten akur, rukun n damai. Salam Syukur n Salam Rahayu. Indonesia Mercusuar Dunia. Merdeka UNS dgn smua Umat Manusia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved