Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral! Surat Terbuka Stanley Sumampouw untuk Denny Siregar, Isinya Menohok Banget!

Denny Siregar tampak lebih banyak diam dan tak bisa menyembunyikan kegugupannya berhadapan dengan sejumlah tokoh

Editor: Ilham Arsyam
Denny Siregar dan Stanley Sumampouw 

Kenapa demikian? Tulisan tulisan anda yang selalu ditunggu oleh para penggemar anda, yang selalu menebar puja puji mereka, memang sudah menutup kemungkinan bagi anda untuk berlatih berdebat. Kalaupun ada yang tidak setuju dengan tulisan anda lalu berkomentar, anda selalu tidak menjawab komentar tersebut dan hanya mendiamkannya saja..

Tadi malam ketika saya melihat anda di ILC, saya sedih. Anda yang biasanya garang dan lincah serta penuh kharisma dalam tulisan tulisan anda, ternyata hanya sampai sebegitu saja.

Berdiskusi dengan menulis adalah sesuatu yang sangat berbeda. Menulis adalah ekspresi satu arah saja dimana emosi dan pikiran pikiran anda, anda wujudkan dalam bentuk tulisan. Lalu orang yang membacanya boleh setuju atau tidak terserah saja. Tetapi berdiskusi atau berdebat anda head to head dengan orang orang yang berlawanan dengan anda dimana argumentasi harus diberikan saat itu juga. Anda juga harus mengeksekusi berbagai argumen langsung tanpa bisa ditunda seketika dalam hitungan detik. Diskusi juga sangat dinamis dimana perkembangan arah pembicaraan bisa menjadi tidak terduga diluar dari skenario yang sudah anda persiapkan sejak dari rumah.

Bung Denny Siregar, saya bukan alumni 212 apalagi simpatisannya.

Saya hanya masyarakat biasa saja yang sering gagal paham dengan tulisan tulisan anda yang sering berat sebelah dan tidak fair. Dan ternyata tadi malam memang terlihat ketidak fair-an anda ketika anda mempersoalkan dana penyelenggaraan hajatan alumni 212 tersebut dengan mengatakan bahwa dana sebanyak itu sebaiknya disumbangkan untuk para korban bencana alam yang saat ini terjadi di berbagai daerah dinegara kita.

Anda lupa, bahwa belum lama berselang ditengah-tengah awal bencana Gunung Agung di Bali, ada orang yang merupakan idola anda, yang selalu anda tulis segala kebaikannya dengan menyuruput kopi gembira anda, mengadakan pesta berhari-hari lengkap dengan kereta kencana segala bak kerajaan, tetapi tidak anda persoalkan dan sarankan bahwa sebaiknya biaya pesta agung tersebut diperuntukkan saja bagi para pengungsi Gunung Agung. Sama sekali tidak terpikirkan oleh anda untuk menulis hal tersebut bahkan menganjurkan hal tersebut dalam tulisan anda. Anda selalu larut dengan segala puja puji anda kepada idola anda tersebut sehingga menutup mata dari kenyataan lain dimana sebagai pendukung seyogyanya anda menjadi garda terdepan untuk mengingatkan dan melakukan kontrol terhadap kebijakan kebijakan idola anda yang tidak pro rakyat.

Akhirnya saya hanya ingin mengatakan dan menyarankan juga kepada anda, sebaiknya anda mengurangi minum kopi. Karena kebanyak kafein juga tidak sehat. Kebanyakan kafein dapat menyebabkan eforia tinggi dan serasa melayang diangkasa terus. Sehingga ketika anda harus berpijak dalam kenyataan seperti semalam di ILC, anda menjadi gagap dan gamang berhadapan dengan dunia nyata yang bukan maya.
(Ditulis sambil ngeteh pagi2...)

Ditulis di Cinere Depok,
06/12/2017,
Pk 07.25.

Kritik ILC, Denny Siregar Dipermalukan Karni Ilyas

Denny Siregar menjadi salah satu yang terbully usai acara tersebut.

Selain Denny penggiat media sosial lainnya Abu Janda juga bernasib sama.

Namun Denny yang dinilai tampil mengecewakan justru mengeritik ILC yang diasuh Karni Ilyas.

lewat twitternya Denny menyebut jika ILC tak segreget dulu.

"Saya seperti kehilangan ILC diawal-awal kemunculannya yang greget. ILC menjadi seperti ajang curhat dan keluh kesah panjang daripada sebuah model diskusi yang menarik. @karniilyas," tulis Denny.

Rupanya Karni Ilyas menjawab tudingan tersebut dengan bahasa khiasan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved