Kisah Tentara Wanita Korut, dari Ancaman Perkosaan hingga Siklus Menstruasi Terhenti
Awalnya, So Yeon menikmati statusnya sebagai prajurit di negara dengan kekuatan militer terbesar nomor empat di dunia tersebut.
Ketika selang itu dikucurkan ke kamar mandi perempuan, mereka mendapati air itu penuh dengan kodok serta ular.
Belum lagi ancaman perkosaan yang dilakukan komandannya hampir setiap malam.
"Kejadian itu berlangsung terus-menerus," ungkap So Yeon yang bersyukur tidak mengalami kejadian tersebut ketika berdinas dalam kurun waktu 1992-2001.
So Yeon kemudian memutuskan pensiun di usia 28 tahun, dan mencoba hidup sebagai penduduk sipil.
Mantan sersan itu pertama kali mencoba kabur pada 2008. Namun, aksinya diketahui da kemudian So Yeon dipenjara.
Percobaan kedua dilakukan tak lama setelah So Yeon dibebaskan.
So Yeon mencoba berenang menyeberangi Sungai Tumen di China saat dia bertemu dengan seorang penyelundup yang membantunya menyeberang dari China ke Korea Selatan (Korsel).
Harus Diperlakukan Hati-hati
Pakar Korut, Jieun Baek, berkata kesaksian So Yeon bisa membuat dunia semakin mengetahui apa saja yang ada dalam Korut yang terkenal sangat tertutup tersebut.
"Keinginan untuk mengetahui Korut saat ini cukup tinggi," papar Baek.
Permintaan tersebut membuat seorang pembelot kadang melebih-lebihkan cerita kepada media agar dia mendapat bayaran tinggi.
Akibatnya, pembangkang Korut saat ini dipandang sebagai sebuah "karir".
"Sangat penting untuk memperlakukan mereka dengan hati-hati," lanjut Baek.
Adapun untuk kisah So Yeon, Baek dan koleganya, Juliette Morillot, memastikan selaras dengan pengakuan beberapa perempuan yang lain.
Berita ini sebelumnya terbit di Kompas.com dengan judul Menstruasi Terhenti dan Perkosaan Jadi Kondisi Tentara Perempuan Korut