Kasihan, Daeng Pajja Tiga Tahun Hidup dengan Tumor Ganas, Harap Bantuan Pemerintah
Tiga tahun sudah Daeng Pajja harus hidup dengan menahan beban tumor di bahu dan lengannya.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Ardy Muchlis
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM,SUNGGUMINASA- Tiga tahun sudah Daeng Pajja harus hidup dengan menahan beban tumor di bahu dan lengannya.
Kini dia hanya bisa tidur dan duduk saja tanpa bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Saat Tribungowa.com menyambangi gubuknya di Dusun Tene'pamai, Desa Paraikatte, Kecamatan Bajeng, Gowa, wanita 55 tahun itu menceritakan awal mula tumor tersebut tumbuh di tubuhnya.
Dengan hanya menggunakan sarung yang melilit ditubuhnya, ia pun bercerita.
"Awalnya karena jatuh ji di rumah. Jadi saya pergi urut. Di bagian bahu kanan ku awalnya sakit," katanya Minggu (18/11).
Sambil berbaring, Pajja melanjutkan kronologi ketika sedikit demi sedikit lengan kanannya mulai membesar.
"Setelah di urut itu ada sekira tujuh bulan mulai mi besar. Tapi bagian siku keatas. Sakit iya tidak bisa diangkat," ujarnya.
Dirinya sempat mencoba mencari penyebab kondisi lengannya ke puskesmas, namun hanya obat pereda nyeri saja yang diberikan.
Setahun berlalu, benjolan lain muncul di area bahunya.
Benjolan yang awalnya hanya sebesar kelereng pun ikut membesar.
"Tidak lama membesar ini lenganku, mulai mi juga di bagian bahu kanan dekat leher ada benjolan kecil. Tapi saya tidak periksa kan. Karena ku pikir tidak ji," katanya.
Lama-kelamaan benjolan kelereng itu tumbuh dan kini semakin membesar.
Dua tahun kondisinya demikian, dia dan keluarga mencoba berobat ke RSUD Syekh Yusuf. Lalu dirujuk ke RS Siloam Makassar.
Hasilnya Daeng Pajja divonis derita tumor ganas. Dia pun disarankan untuk amputasi. Karena bisa menyebar hingga ke paru-paru.
"Tapi saya tidak mau. Tidak ada mi itu lengan ku kalau di amputasi," ujarnya lagi.
Dia pun menolak dan pulang dengan kondisi tetap menahan sakit.
Kini setelah tiga tahun, dirinya ingin sembuh.
Suaminya Daeng Itung pun berharap ada bantuan dari pemerintah.
"Kalau bisa kami minta bantuan. Karena kalau ada uang mungkin tidak begini kondisinya sekarang, sembuh mi" ujarnya dalam bahasa Makassar.