Manajemen PSM Ungkap Berat Datangkan Spaso, Ini Sebabnya
Musim berikutnya Spaso dikabarkan bakal mencari klub baru bahkan ia pernah menyatakan niatnya kembali berseragam PSM.
Penulis: Alfian | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Di kompetisi Indonesian Primer League (IPL) musim 2011-2013 lalu, PSM Makassar sempat diperkuat oleh striker andal asal Montenegro, Ilija Spasojevic.
Kini Spaso yang telah berpredikat pemain Naturalisasi Indonesia itu memperkuat Bhayangkara FC dan sukses mempersembahkan gelar Juara Liga 1 Indonesia dengan menyumbang 14 gol.
Musim berikutnya Spaso dikabarkan bakal mencari klub baru bahkan ia pernah menyatakan niatnya kembali berseragam PSM.
"Apalagi istri saya orang Makassar. Tentu saya sangat senang sekali kalau bisa kesana lagi suatu saat nanti," ujar Spaso beberapa waktu lalu.
Namun hal itu kemungkinan tak terwujud untuk musim kompetisi tahun 2018 mendatang.
Lantaran Manejemen PSM terang-terangan menyatakan bahwa mendatangkan Spaso sangatlah berat.
"Memang kita melakukan evaluasi semua lini termasuk lini depan, sudah ada beberapa nama yang menjadi bidikan kita, namanya bidikan apakah akan terjerat atau tidak kita lihat nanti. Untuk Spaso agak berat mungkin sudah banyak klub yang mengincar duluan. Dan saya memang belum pernah membangun komunikasi dengan beliau," ungkap CEO PSM, Munafri Arifuddin usai laga pekan terakhir Liga 1 Indonesia.
Rebut Tropi Musim Depan
PSM Makassar menutup Liga1 Indonesia 2017, Minggu (12/11/2017) dengan kemenangan 6-1 atas tim tamu, Madura United.
Selain jadi catatan gol terbesar PSM dalam 3 musim terakhir, kemenangan di Stadion Mattoanging, tadi malam, menghantar PSM di posisi 3 klasemen akhir Liga1, dibawah Bhayangkara FC dan Bali United.
Atas nama manajemen dan tim, Direktur Umum PT Persaudaraan Sepakbola Makassar (PT PSM) Irsal Ohorella, pun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan untuk 2 musim terakhir (2016-2017).
Manajemen berjanji kembali akan membentuk tim juara dan membawa tropi Liga1 ke Makassar musim 2018 mendatang.
“17 bulan kami bekerja dan membangun tim dengan skuat teranyar untuk berlaga di Liga1, kompetisi kasta tertinggi dan paling bergengsi dalam sepakbola Indonesia,” tulis Irsal di akun facebooknya, Senin (13/11/2017).
Irsal yang juga Direktur di Bosowa Media Sport dan CelebesTV ini, mengakui meski tim dan manajemen belum bisa menghadirkan piala itu kembali ke Makassar, sejak 17 tahun lalu, manajemen berjanji akan tetap bersemangat menjaga asa perjuangan demi harga diri anak-anak Makassar.
“PSM itu klub tertua di Indonesia, bahkan Asia. sejarah sepak bolanya sudah turun temurun, dan kami tetap akan jaga semangat tim berjuluk Laskar Phinisi, Pasukan Ramang, Ayam Jantan dari Timur dan Juku Eja, “ ujarnya.
Irsal mengapresiasi pencapaian musim ini dengan predikat Juara 3, adalah kolaborasi kerja bersama pemain, suporter dan Manajemen (PSM) serta dukungan pihak sponsor dan semua masyarakat pencinta sepakbola.
“Semua itu atas karunia, rahmat dan hidayah dari Sang Maha Kuasa Allah SWT.”
Di akhir, postingannya, Irsal juga kembali meminta dukungan semua pihak untuk kembali membangun Tim Kebanggaan ini untuk sebuah prestasi gemilang Juara Liga Indonesia musim depan.
“Jangan ragukan tekad kami, Insha Allah musim depan kami akan menghadirkan Piala itu di tanah kelahiran PSM Makassar,” ujarnya
Syamsul Gantung Sepatu
Kemenangan 6-1 PSM Makassar atas Madura United, Minggu (12/11/2017) malam, sekaligus jadi laga terakhir Syamsul Chaeruddin di Juku Eja.
Syamsul mengakhir karier sepak bola profesionalnya setelah 12 tahun membela panji tim Ayam Jantan sebagai seorang kapten.
Di sesi Jumpa pers, usai laga semalam, gelandang serang PSM ini mengeluarkan air mata, saat menyatakan niatnya “gantung sepatu”.
“12 tahun saya membela PSM, saya sadar saya semakin tua. Mungkin kalau saya mundur, PSM akan juara,” ujarnya di samping pelatih PSM Robert Rene Albert.
CEO PSM Makassar Munafri “Appi” Arifuddin pun menyatakan siap memfasilitasi pria asal Pallangga, Gowa itu untuk melanjutkan karier sepakbola sebagai pelatih.
“Kita akan dorong Syamsul dapat lisensi kepelatihan,” ujar Appi, Senin(13/11/2017).
Dalam catatan Tribun, sepanjang musim Liga 1 2017, dari 34 laga hanya 5 kali, mantan pemain timnas ini dimainkan.
Sisanya, Syamsul duduk di bench pemain, bahkan lebih banyak tak diikutkan dalam laga tandang.
Syamsul hanya mencetak satu gol, saat PSM mengalahkan juara liga 2017, Bhayangkara FC, 2-1 di Mattoanging, pada akhir putaran pertama liga, 9 Juli 2017.
Dia mencetak gol pembuka kemenangan PSM pada menit ke-17.
Sebelumnya, sampai pekan ke-12, mantan gelandang Timnas Indonesia senior ini tidak sekalipun mendapatkan mendapatkan menit bermain dari Robert Alberts, pelatih PSM.
"Saya tentu bahagia bisa memberi kontribusi buat tim dengan mencetak gol. Tapi, saya akui permainan saya belum sebaik sebelumnya," ujar Syamsul pada jumpa media usai laga, ini juga kali pertama dia ikut sesi jumpa pers di musim ini.
Selama satu dekade, Syamsul terbiasa tampil menjawab pertanyaan wartawan di Press Room sebagai kapten.