Tokoh Masyarakat Tuding SMPN 2 Sabbang Pungli, Ini Kata Pejabat Disdik Luwu Utara

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi

TRIBUNLUTRA.COM, SABBANG - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, membantah keras tudingan dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sabbang.

Bantahan dikelurakan usai pihak Disdik Luwu Utara mengklarifikasi langsung tudingan tersebut ke pihak SMPN 2 Sabbang.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Luwu Utara Hasbullah menyebut yang terjadi di SMPN 2 Sabbang bukan pungli, melainkan sumbangan sukarela dari orangtua siswa.

"Itu bukan pungli karena tidak ada unsur paksaan dan nominalnya tidak dipatok, yang benar adalah sumbangan sukarela orangtua murid dan itu tidak kita paksakan," ujar Hasbullah kepada TribunLutra.com, Rabu (1/11/2017).

Sumbangan dari orangtua murid yang nilainya bervariasi menurut Hasbullah digunakan untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

"Adanya sumbangan tersebut merupakan hasil dari kesepakatan rapat antara komite sekolah dengan orangtua murid. Bagi yang tidak mau menyumbang tidak ada masalah yang mau saja," katanya.

Tokoh masyarakat Sabbang, Andi Suriadi, menuding telah terjadi pungli di SMPN 2 Sabbang yang dilakukan oknum sekolah.

Mantan anggota DPRD Luwu Utara dua periode mengaku mendapat banyak laporan dari orangtua siswa yang keberatan anaknya diwajibkan membayar Rp 150 ribu guna keperluan pengadaan komputer.

"Kanapa siswa yang dibebankan untuk membeli komputer yang akan digunakan untuk UNBK, ini termasuk pungutan liar," terang Suriadi.

Jumlah siswa SMPN 2 Sabbang menurut Suriadi sebanyak 430 orang. "Kalau satu siswa membayar Rp 150 ribu totalnya Rp 64,5 juta," katanya.