Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

IMM Maros: KH Baharuddin Pagim adalah Dai yang Sejuk dalam Memberi Nasehat

Beliau dikenal sosok Dai yang sejuk dalam memberi nasehat dan membina kader kader Muhammadiyah

Penulis: Ansar | Editor: Ardy Muchlis
zoom-inlihat foto IMM Maros: KH Baharuddin Pagim adalah Dai yang Sejuk dalam Memberi Nasehat
Handover
KH Baharuddin Pagim

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rizal Fauzi menilai Mantan Ketua PW Muhammadiyah Sulsel, KH Baharuddin Pagim, adalah sosok yang menginspirasi kadernya, Selasa (31/10/2017).

Semasa hidup, KH Baharuddin berusaha untuk membesarkan pesantren Darul Arqan Gombara, Makassar untuk digunakan oleh warga dalam menambah ilmu pengetahuan agama.

"Beliau juga banyak mendidik di sekolah Muallimin Muhammadiyah di Makassar. Beliau dikenal sosok Dai yang sejuk dalam memberi nasehat dan membina kader kader Muhammadiyah," kata Rizal.

Almarhum selalu menekankan kader Muhammadiyah untuk menjadi muballiq dan menyampaikan dakwah sampai ranting dan masyarakat di pelosok.

Rizal bahkan ngefans dengan KH Baharuddin. Perjalanan hidup almarhum diketahuinga.

Rizal menjelaskan, melalui Depag, KH Baharuddin ditugaskan mengajar di Darul Arqam Gombara bersama tiga kader Muhammadiyah lainnya, yakni Salmiah Jabbar, Muchtar Waka, dan Muh Dahlan Yusuf.

Disaat mengajar di Gombara itulah, dia melanjutkan kembali kuliahnya di IAIN dan memperoleh gelar Doktorandus pada tahun 1977.

Di tahun 1977 juga, KH Baharuddin ditarik kembali ke Muallimat atas permintaan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel untuk menjadi direktur. Hal ini karena direktur pada waktu itu, Musyawarah Musa, melanjutkan pendidikan ke Surabaya.

KH Baharuddin menjadi direktur di Muallimat selama dua periode, berakhir pada tahun 1984, ditahun tersebut, bersamaan dia diminta kembali ke Kantor Departemen Agama Makassar untuk selanjutnya dialihtugaskan ke Kanwil Agama Sulsel.

Sementara, posisinya di Muallimat digantikan oleh Abdullah Renre.

Di Kanwil Depag, KH Baharuddin ditempatkan sebagai Kepala Seksi Lembaga Dakwah dan Penerangan Agama, kemudian sebagai Kepala Seksi Peringatan Hari Besar Umat Islam (PHBI) dan MTQ.

"Beberapa tahun di Kanwil, permintaan untuk kembali ke Muallimat datang untuk Baharuddin. Permintaan datang langsung dari Direktur Muallimat waktu itu, Abdullah Renre," katanya

Saat itu, Abdullah Renre akan melanjutkan studi S2 di IAIN, sehingga mengharuskannya meninggalkan Muallimat.

Hal ini sebenarnya tidak disetujui oleh Kanwil, akan tetapi karena permintaan dan dorongan kuat dari pihak Muallimat, maka akhirnya kanwil mengizinkan.

Secara resmi, dia kembali untuk yang kedua kalinya sebagai direktur di Muallimat pada tahun 1994.

"Dimasa itu juga, selain sebagai direktur, KH Baharuddin sekaligus menduduki posisi sebagai Kepala Sekolah Aliyah Muallimat sampai pensiun ditahun 2000," katanya.

Aktivitas lain yang ditekuni KH Baharuddin, yakni menjadi Dosen Al-Islam Kemuhammadiyah di Unismuh dan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah, seperti STKIP Muhammadiyah Bone dan Sengkang sebagai dosen luar biasa.

Aktivitas ini dilakukannya setelah ia meraih gelar sarjana di tahun 1977. Di kampus, selain mengajar, dia juga pernah diamanahkan sebagai Wakil Dekan IV Fakultas Ekonomi Unismuh selama dua periode, dari tahun 1994—1998 .

Baharuddin diangkat sebagai dosen persyarikatan di Unismuh Makassar di tahun 1998, dua tahun sebelum pensiun sebagai pegawai negeri sipil.

Setelah pensiun itulah, dia fokus mengajar di Unismuh dan ditempatkan di Fakultas Agama Islam.

Tahun 2010, atas permintaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan atas persetujuan Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh, Bahar diminta untuk menjadi Direktur di Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara periode 2010—2015 .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved