Kelakar Kalla, Kenangan Mantan Rektor Unhas dan Menteri Pertanian di Masjid Al Markaz
Saban menginap di Makassar, Kalla secara rutin selalu mengalokasikan waktu untuk menunaikan salat jamaah Magrib di Al Markaz
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Wakil Presiden Jusuf Kalla (73) menunaikan salat magrib berjamaah dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (48), dan Ketua Harian Masjid Al Markaz Al Islami Prof Dr Basri Hasanuddin MA, Sabtu (28/10/2017) petang di Masjid Al Markaz Al Islami, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Saban menginap di Makassar, Kalla secara rutin selalu mengalokasikan waktu untuk menunaikan salat jamaah Magrib di Al Markaz dan salat Isya di Masjid Raya, Makassar.
“Itu tradisi saya Pak Mentan, harus bagi waktu,” katanya kepada mentan di hadapan pengurus masjid, usai jamaah.

Sebelum magriban, Kalla meninjau sejumlah fasilitas masjid dan mendengarkan masukan dari panitia.
Usai Magriban, Kalla dan mentan meninjau ruang sound system masjid, dan turun ke ruang sekretariat BPH Al Markaz.
Di sini dia menikmati panganan ringan, minum air putih dan menceritakan bagaimana pengalamannya bertemu dengan Raja Arab Saudi, akhir tahun lalu di Jakarta.
“Raja Arab itu kan Khadimul Haramain, pelayan dua masjid suci umat Islam. Tapi saya bilang ke Raja, di Indonesia ini ada 800.000 masjid, dan saya ketuanya,” ujar JK.
Kalla bercerita respon raja saat tahu Kalla adalah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Raja Arab Salman Bin Abdul Aziz Assaud pun kaget.
“Saya lihat Raja Salman bertanya ke penerjemahnya, tentang jumlah masjid itu, lalu dia bertanya lagi ke duta besarnya untuk meyakinkan apa betul 8000 atau 800 ribu. saya tahu itu, sebab setelah pertemuan dengan Raja duta besar bercerita ke saya,” ujar JK yang diikut tawa para pengurus termasuk Mentan.
Imam Besar Masjid Al Markaz KH Dr Muammar Bakry MA pun langsung berkomentar
"Raja Salman hanya pelayan 2 masjid suci, Pak JK malah 800 ribu,"ujar KH Muammar Bakry
Silaturahim usai magriban itu sangat cair. Kalla juga sempat membuat para pengurus masjid tertawa saat menjawab pertanyaan Dr Muammar Bakry, kenapa hidangan olahan pisang goreng dinamai Sanggara Balanda.
Dengan spontan JK memberi jawaban.
“Sinamai sanggara balanda, karena pakai mentega. Nah mentega itu dulunya yang bawa ke Tanah Bugis adalah orang Belanda,"jelasnya.
Kalla juga meminta pengurus untuk mempertimbangkan ulang rencana BHP Al Markaz untuk menjadikan santri tahfidz Al Quran Al Markaz sebagai pembawa sari tilawah sebelum dan sesudah salat.
“Bagus itu. Setahu saya masjid yang pakai cara ini di Istambul Turki dan di masjid makam Emir Abu Dhabi,” ujar Kalla memberi respon.
Bahkan Kalla juga mendengarkan keluhan para pengurus masjid. Ketua Bidang Dakwah Prof Dr Jalaluddin Rahman, rencananya akan menjlani operasi jantung di RS Harapan Kita di Jakarta, akhir tahun ini.
“Coba Uceng, ingatkan saya nanti ya kalau Pak Prof sudah di jakarta,” ujar Kalla kepada Husain Abdullah, Jubir Wapres yang juga Sekretaris BPH Al Markaz.
Dalam pertemuan tersebut, Mentan terlihat lebih banyak diam. saat Ketua BPH Al Markaz Prof Basri mempersilahkan dia duduk berdampingan wapres, dia justru mempersilakan balik mantan menteri koordinator itu duduk di samping JK.
“Waktu Prof jadi rektor Unhas (1989-1997) dialah yang datang ke tempat KKN saya dan memberikan saya uang untuk mempaten temuan racun tikus yang saya kembangkan saat mahasiswa,” kata Mentan sesaat sebelum meninggalkan masjid.
Prof Basri Hasanuddin adalah rektor yang menandatangani ijazah mentan saat di wisuda di Fakultas Petanian tahun 1992 silam.
“Saya justru sudah lupa, andai Pak menteri tidak ingatkan justru saya tidak tahu kalau yang saya sumbang dulu itu kini sudah jadi menteri pertanian yang sukses menyelamatkan pangan Indonesia dan mengharumkan nama Unhas di kabinet,” ujar Mantan Menkokesra era Presiden Gus Dus itu (1999-2000) ini.
Di depan dua tokoh dan mantan menko kesra asal Unhas itu, Mentan lebih banyak diam. Dia berbicara hanya saat ditanya Jusuf Kalla dan Prof Basri.(*)