Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Sumpah Pemuda

HMI dan SEMA FTK UIN Alauddin Gelar Dialog Kepemudaan, Ini yang Dibahas

Menghadirkan narasumber yakni Syamsul Bahri, Pengurus KNPI Sulsel dan Taufiq Husaini selaku Ketua Umum Badko HMI Sulselbar.

Penulis: Hasrul | Editor: Suryana Anas
HANDOVER
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan Cabang Gowa Raya bekerjasama dengan Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar gelar Dialog Kepemudaan di Lecture Theatre (LT) FTK, Jumat (27/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Hasrul

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan Cabang Gowa Raya bekerjasama dengan Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar gelar Dialog Kepemudaan di Lecture Theatre (LT) FTK, Jumat (27/10/2017).

Kegiatan yang bertajuk Tunaikan Sumpah Pemuda Bakti bagi Bangsa dan Negara menghadirkan narasumber yakni Syamsul Bahri, Pengurus KNPI Sulsel dan Taufiq Husaini selaku Ketua Umum Badko HMI Sulselbar.

Syamsul Bahri mengatakan bahwa, undang-undang tentang pemuda yaitu meliputi umur 17 sampai 40 tahun yang bisa dikatakan pemuda, dan segala sesuatu bergantung pada pemuda sebab apa yang kita lakukan di masa lalu adalah mempersiapkan diri untuk saat ini dan nanti.

"Pemuda hari ini senantiasa harus selalu mempersiapkan diri dengan berproses di organisasi dan menjadi jawaban dan solusi di masa yang akan datang," katanya melalui rilis ke tribuntimur.com, Sabtu (28/10/2017).

Sementara itu Taufiq Husaini melanjutkan bahwa janji sumpah pemuda harus dimulai dari diri sendiri, salah satu yang bisa dilakukan ialah dengan berpihak pada satu lembaga atau organisasi kemahasiswaan.

"Pertanyaannya kemudian apa yang telah kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita para pendahulu. Tentu menjadi kegelisahan para pemuda hari ini terkait dinamika yang terjadi di masa lalu maupun sekarang," ungkapnya.

Ariadi R selaku moderator menutup kegiatan dengan mengatakan bahwa sebagai pemuda, mahasiswa harus mampu membuat perubahan hari ini meskipun zaman millennial yang tak terhindarkan.

"Tergantung sebenarnya apa dan bagaimana yang kita inginkan sebab orang-orang yang besar adalah orang-orang yang mampu membaca tanda-tanda zaman," katanya diakhir diskusi(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved