Prof Hamdan: Penyelenggara Haji dan Umrah Jangan Kejar Kuantitas
Jangan disampaikan ke jemaah bahwa beribadah di sini dapat pahala 100 kali lipat lalu disana juga sekian,
Penulis: Hasrul | Editor: Ardy Muchlis
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-- Guru Besar Sosiolog UIN Alauddin Makassar Prof Dr Hamdan Johannis PhD mengatakan saat ini ibadah haji dan umrah mengalami pergeseran di dalam masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan.
Pergeseran yang dimaksud ialah cara berpakaian masyarakat khususnya ibu-ibu yang telah menunaikan ibadah haji, dimana saat menghadiri pesta pernikahan dan sejenisnya cenderung menggunakan baju terbuka khususnya bagian dada sehingga kalung emas terlihat dan aksesoris yang lain.
"Ini saya lihat kalau ibu-ibu yang sudah haji cenderung berpakaian lebih terbuka dengan aksesoris yang berlebihan, lalu dimana makna pakaian irham yang digunakan saat berhaji," kata Hamdan saat menjadi narasumber Seminar Bisnis Amphuri di Four Points by Sheraton Makassar, Sabtu (14/10/2017).
"Bukanya pakaian irham tersebut memberikan pesan bahwa kita semua sama di mata NYA, ini yang harusnya ditekankan oleh penyelenggara haji dan umrah kepada jemaahnya," lanjut penulis buku Melawan Takdir tersebut.
Guru besar kelahiran Bone tersebut meminta pengusaha haji dan umrah khususnya anggota Amphuri untuk meningkatkan kualitas ke Islaman jemaahnya bukan hanya jumlah yang diberangkatkan.
"Jangan disampaikan ke jemaah bahwa beribadah di sini dapat pahala 100 kali lipat lalu disana juga sekian, tapi cobala sampaikan pesan moral agar tidak ada perbedaan status sosial dan lebih taat ibadah saat pulang ke tanah air," kata Hamdan.
"Bisnis bisa jalan, tapi kita tetap harus utamakan kualitas ke Islaman jemaah, jangan bahagia jika yang diberangkatkan banyak namun kualitas imanya justru jauh dari agama," lanjut Hamdan.(rul).