Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nah! Facebook Terbukti Jadi Media Penyebar Hoax, Mark Zuckerberg Pun Minta Maaf. Ini Janjinya!

Mark Zuckerberg juga terus menekankan bahwa Facebook merupakan alat yang membantu mewujudkan demokrasi.

Editor: Mansur AM
turner.com
Mark Zuckerberg 

TRIBUN-TIMUR.COM - Media daring Facebook terbukti sebagai media yang menyebarkan berita-berita palsu alias hoax.

Sehingga memaksa manajemen Facebook melakukan evaluasi internal. Ke depannya, Facebook akan lebih selektif.

Baca: Inilah Dunia Tentara, Kapendam Dicopot Karena Medsos, Bagaimana Nasib Admin Twitter TNI AU?

CEO Facebook, Mark Zuckerberg, meminta maaf jika jejaring sosial yang ia ciptakan dianggap memecah-belah kerukunan masyarakat.

Ini terkait dengan keluhan para netizen yang menilai Facebook berperan dalam memengaruhi Pilpres AS tahun ini.

Menurut beberapa analisa dan temuan, oknum dari Rusia sengaja menginterupsi Pilpres AS hingga memenangkan Donald Trump.

Salah satu cara yang dilakukan oknum Rusia adalah menyebar berita bohong yang viral di Facebook.

Baca: Menteri Wiranto: Impor Senjata Brimob Bermasalah. Berarti, Jenderal Gatot Benar Dong?

“Untuk semua yang saya sakiti tahun ini, saya minta maaf dan saya akan coba untuk jadi lebih baik lagi,” kata Mark Zuckerberg dalam status yang diunggah di akun Facebook personalnya.

“Atas apa yang saya dirikan justru digunakan untuk memecah belah orang-orang, bukan membawa kebersamaan, saya minta maaf dan akan lebih baik lagi,” ia menambahkan.

Permohonan maaf itu bertepatan dengan momentum perayaan Yom Kippur, yakni hari penebusan dosa bagi kaum Yahudi. Mark Zuckerberg diketahui merupakan seorang Yahudi.

Diketahui, beberapa hari setelah Donald Trump ditetapkan sebagai Presiden AS, muncul isu bahwa berita palsu yang tersebar masif lewat Facebook berperan di dalamnya.

Kala itu Mark Zuckerberg mengelak dan bersikeras telah melakukan yang terbaik untuk memberantas hoax dari Facebook.

Bulan lalu, Facebook kemudian melunak setelah menemukan ada lebih dari 3.000 iklan berasal dari Rusia dan diduga kuat menjadi jembatan untuk memecah belah politik di Amerika Serikat.

Pekan lalu, Mark Zuckerberg meminta maaf pula dan mengaku menyesal karena sempat tak mengakui kesalahan yang disebabkan Facebook sebagai mediator.

Mark Zuckerberg dan Presiden RI Joko Widodo. Saat Jokowi memakai batik, Mark tetap dengan kaos abu-abunya.
Mark Zuckerberg dan Presiden RI Joko Widodo. Saat Jokowi memakai batik, Mark tetap dengan kaos abu-abunya. (kompas.com)
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved