Pernikahan Sesama Jenis di Bulukumba
Pernikahan Sejenis di Bulukumba Ternyata Bukan Kasus Pertama di Sulsel, Ini Daftarnya, 2 Dari Gowa
Kejadian pernikahan sesama jenis ini ternyata bukan kejadian pertama di Sulsel. Tribun-timur.com mencatat sudah kejadian sebelumnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus pernikahan sejenis di Bulukumba jadi pembicaraan hangat.
Di Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, kejadian ini menuai reaksi beragam dari netizen.
Kejadian ini juga sudah dibagikan hampir oleh 400 pengguna.
Keluarga Sarifah Nurul Husna (20) menceritakan awal mula kejadian yang tercatat sebagai peristiwa ‘memalukan’ bagi keluarga besar.
Keluarga besar ini berada di Dusun Erelebu, Kelurahan Eka Tiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, selatan Sulawesi Selatan.
( Baca: Pengumuman CPNS 2017 - Instansi Ini Umumkan 6.833 Pelamar Lolos Berkas, Cek Sekarang! )
Oleh keluarga Sarifah mengungkap bahwa awalnya tidak ada yang mengetahui jika Rahmat Yani adalah warga yang berjenis kelamin perempuan.
Sebab Rahma Yani mirip laki-laki pada umumnya dan tidak ada tanda-tanda jika dia adalah perempuan.
"Karena kami tak tahu jika dia perempuan oleh keluarga di sini juga langsung terima lamarannya," kata Maemuna keluarga Sarifah Nurul Husna, Kamis (28/9/2017).
Proses lamaran pun berlangsung tertib dan tak ada riak sebagaimana prosesi peroses lamaran pada umumnya warga di kampung tersebut.
Kerabat Sarifah Nurul Husna juga sudah mengedar undangan hingga acara pesta pernikahan berlangsung sukses.
Oleh pihak keluarga Sarifah Nurul Husna melalui imam masjid di sekitar rumah Sarifah menikahkan Rahmat Yani karena dokumennya tidak lengkap.
Rahmat meminta untuk dinikahkan dibawah tangan sebab berkasnya belum lengkap dan menjanjikan akan melengkapi setelah pesta pernikahan karena takut ada yang melamar gadis pujaan hatinya Sarifah.
Dan akhirnya pihak wali Sarifah pun menikahkannya dengan syarat pasca pesta, dokumen pernihakan harus dilengkapinya.
Dan baru terungkap saat seorang kepala dusun di tempat itu pasca pesta nikah memintai dokumennya identitas dirinya. Sambil memastikan asal kampung Rahmat Yani.
Setelah dipastikan kampung Rahmat Yani barulang sang kepala dusun menghubungi warga di kampung tersebut.
Dan di kampung asal Rahmat Yani di Herlang mengungkap jenis kelamin Rahmat Yani sebagai perempuan bukan laki-laki. Dari situlah terungkap identitas Rahmat bahwa dia adalah perempuan.
Kejadian pernikahan sesama jenis ini ternyata bukan kejadian pertama di Sulsel. Tribun-timur.com mencatat sudah kejadian sebelumnya. Semua kejadian berakhir di laporan polisi karena salah satu pihak merasa dirugikan. Berikut daftarnya:
1. Enam Tahun Hidup Bersama Suami Wanita Di Kabupaten Gowa
Seorang wanita di Gowa, Sulawesi Selatan, bernisial NS melaporkan suaminya sendiri yang berinisial JN yang diketahui adalah seorang wanita.
Uniknya, laporan tersebut baru dilakukan NS setelah usia perkawinan sudah berumur enam tahun pada tahun 2011 lalu.
JN, wanita asal Wakatobi, Sulawesi Tengah akhirnya berurusan dengan polisi atas dugaan pemalsuan identitas terhadap korban berinisial NS. Korban mengaku baru mengetahui suaminya berjenis kelamin perempuan setelah menyampaikan niatnya untuk menikah lagi.
2. Pernikahan Sesama Remaja Wanita Lesbian di Sulsel
Setelah NS dan JN, pernikahan sejenis kembali terjadi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sepasang wanita lesbian, IT (19) dan VN (23) menikah di Bontomarannu, Gowa, pada 2014 lalu.
Pernikahan sesama wanita lesbian itu baru terbongkar saat orangtua VN, Darmawati, membaca SMS dari IT.
SMS itu masuk di ponsel VN, anak Darmawati. Ia pun kaget setelah mengetahui suami putrinya ternyata menjalin hubungan dengan seorang wanita.
“IT ini lesbian. Modusnya VN dilamar oleh kakak IT, bernama Wawan pada 19 Oktober 2014. Ternyata lamaran tersebut hanya kedok untuk mengelabui orangtua VN agar nantinya IT dan VN bisa hidup serumah,” ujar Kapolsek Bontomarannu, AKP Abdul Rahman, 3 November 2014. Selengkapnya:
( Baca: Polisi Gagalkan Pernikahan Sesama Jenis Dua Gadis Gowa )
3. Pernikahan Sesama Wanita di Mandar Sulawesi Barat
Setelah satu tahun menjalani biduk rumah tangga, Bersalina (20) baru menyadari jika suaminya ternyata berjenis kelamin perempuan. Merasa tertipu, warga Polewali Mandar, Sulselbar itu akhirnya melaporkan suaminya ke polisi.
Bersalina dan Ichal menikah tahun 2014 lalu.
Pernikahan digelar di gereja di Polewali Mandar. Setahun menikah, semua lancar-lancar saja, hingga akhirnya Bersalina menemukan darah di celana dalam suaminya. Setelah diperiksa, ternyata suaminya datang bulan alias menstruasi.
“Korban (Bersalina) merasa tertipu karena suaminya perempuan. Korban baru mengetahuinya setelah setahun menikah,” ujar Kapolres Mamasa AKB Muhamad Alfian, Rabu (13/5/2015).
4. Keluarga Saling Lapor
Polres Maros mengamankan seorang perempuan yang menikah sesama jenis. Pernikahan tersebut terjadi di Makassar tahun 2012.
Iw alias Jm (28) merupakan warga Desa Tompobalang Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Iwan rupanya berjenis kelamin perempuan. Ia diketahui oleh istrinya Ni (24), saat sementara mandi telanjang di toilet rumahnya Oktober 2014 lalu.

Padahal keduanya tinggal bersama pada tahun 2012 lalu. Selama tinggal bersama keduanya hanya berciuman dan berpelukan saja.
Namun kasus itu baru terungkap saat pihak Ni yang merupakan warga Desa Damai, Kecamatan Tanralili Maros, melaporkan Iwan dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Kasat Reskrim Polres Maros, AKP Yusrizal menceritakan kronologis terungkapnya kasus nikah sesama jenis tersebut.
"Berawal saat Iwan alias Jm dan Nurhayati bertemu di Pasar Batangase Mandai. Saat itu Ni, mengajak Iwan bertamu ke rumah orang tuanya," katanya, Kamis (28/5/2015).
Saat tiba di rumah Ni, Iwan mengetahui jika Nurhayati telah menikah dengan seorang laki-laki.
Merasa cintanya dihianati, Iw menjelaskan kepada keluarga Ni, jika dia telah menikah sekitar dua tahun lalu dan pernah tinggal bersama.
"Keluarga Ni tidak percaya dengan keterangan Iwan. Keluarga meminta bukti-bukti jika keduanya pernah menikah dan pernah tinggal satu rumah," ujarnya.
Pada Rabu kemarin, Iw bersama sepupunya Daeng Kebo mendatangi keluarga Ni di rumahnya. Dia membawa bukti berupa Kartu Keluarga dan surat keterangan nikah yang dikeluarkan Imam pembantu penghulu di Kecamatan Wajo, Makassar September 2013 lalu.
Namun upaya Iw untuk meyakinkan keluarga Ni, ternyata tidak direspon positif.
Sehingga Iw mendapat perlakuan kasar dan hampir dipukuli oleh pihak keluarga Ni. Iw pun hampir di massa oleh warga setempat.
Selengkapnya:
( Baca: Pernikahan Sejenis di Makassar Terungkap Saat Saling Lapor Polisi )