Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ganasnya Buaya Muara Bisa Diketahui dengan Senter. Begini Caranya!

Untuk mengetahui ada tidaknya buaya, cara yang cukup mudah adalah dengan hanya bermodalkan senter.

Editor: Sakinah Sudin
Buaya sepanjang kurang lebih tiga meter itu melewati tempat wisatawan berjemur di pantai karena ingin berendam di laut untuk mendinginkan diri.(Mirror) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Baru-baru ini, masyarakat kembali dihebohkan sebuah video yang menampilkan seorang pawang buaya diterkam buaya. Kejadiannya di Sungai TB depan jety BRE RT 17 Kecamatan Muara Jawa Ulu, Kutai Kertanegara, Kaltim, Jumat (15/9/2017)

Video tersebut diabadikan seorang warga yang menonton aksi sang pawang buaya yang berusaha mencari Arjuna (16), korban yang dimangsa buaya di sungai tersebut.

Namun malang bagi sang pawang, ia juga turut menjadi mangsa buaya. Saat pawang buaya ditarik buaya hingga sang pawang tidak muncul-muncul lagi.

Baca: VIDEO: Detik-detik Acha Septriasa Melahirkan Bayinya, Sempat Nangis dan Peluk Suami

Kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Dengan banyaknya sungai, rawa, dan laut; kita harus berhati-hati agar tak menjadi korban berikutnya.

Peneliti utama Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (LIPI), Hellen Kurniati, mengatakan, terdapat empat jenis buaya yang hidup di Indonesia. Antara lain, buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam (Crocodylus siamensis), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), dan Buaya sepit atau Senyulong (Tomistoma schlegelii).

Menurut Hellen, di antara keempat jenis buaya itu, buaya muara merupakan yang paling ganas. Tubuhnya mencapai 7-8 meter dan memiliki daya adaptasi yang tinggi, habitatnya dari hulu sungai hingga ke laut.

Baca: Wah! Rizieq Shihab Berencana Pulang ke Tanah Air Bulan Ini. Tanggal Berapa ya?

“Ganasnya mulai dari telur. Kalau telur buaya muara ini, kita bantu menetas di di penangkaran, dibukain telurnya. Kalau tidak hati-hati, dia keluar itu gigit tangan kita. Itu sudah reflek dia,” kata Hellen kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).

Hellen mengatakan, ketiga jenis buaya lainnya tidak begitu ganas. Ukuran tubuhnya pun lebih kecil, yakni 4-5 meter. Rata-rata buaya hidup di sungai berair tenang, seperti rawa dan danau.

Untuk buaya muara, Hellen mengatakan, reptil besar itu menyukai pohon bakung dan bersarang di sana. Untuk mengetahui ada tidaknya buaya, cara yang cukup mudah adalah dengan hanya bermodalkan senter.

Baca: Pendaftaran Calon Panwascam Luwu di 6 Kecamatan Ini Diperpanjang

“Keluar malam, terus bawa senter dengan sinar yang kuat. Kalau terlihat ada sinar mata berwarna merah muda, itu adalah buaya,” ujar Hellen.

Meski beringas, sebetulnya, buaya dapat dijinakkan di penangkaran. Tanpa harus berburu dan tidak banyak bergerak, buaya akan menjadi jinak.

Hal itu juga berlaku bagi anak buaya yang lahir di penangkaran. Mereka akan lebih jinak dibandingkan sesamanya yang lahir di alam liar.

“Karena sudah ketemu manusia. Istilahnya habituasi dengan manusia, jadi lebih jinak,” ucap Hellen.(*)

Berita ini sudah diterbitkan di Kompas.com

Baca: Kenalkan! Ini Doktor Termuda Se-Indonesia, Anda Kaget Pas Tahu Nama Panggilannya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved