Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam 2017 - 6 Tradisi Unik di Indonesia Sambut 1 Muharram, No 6 Paling Seram

-Tahun Baru Hijriah yang merupakan tahun baru untuk umat islam jatuh pada 21 September 2017. Atau tepatnya 1 Muharram 1439H.

Editor: Rasni
TribuMedan.com
Perayaan tahun baru islam 

TRIBUN-TIMUR.COM-Tahun Baru Hijriah yang merupakan tahun baru untuk umat islam jatuh pada 21 September 2017. Atau tepatnya 1 Muharram 1439H.

Sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia, setiap tahunnya masyarakat selalu merayakan perhelatan tersebut dengan berbagai tradisi dan ritual.

Tradisi dan ritual tersebut menjadi unik karena hanya dapat dijumpai setahun sekali.

Tentunya berbeda beda di setiap daerah.

Apa saja tradisi dan ritual tersebut?

Berikut ini ulasan lengkapnya.

1. Pesta Mappanre Tasi'

Mappanretasi
Mappanretasi (Internet)

Baca: KPU Sosialisasi Tahapan Pilwali Palopo

Masyarakat Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel)  punya budaya sendiri dalam memeriahkan tahun baru Islam. 

Salah satunya yang dilakukan para nelayan di daerah pesisir pantai Pinrang.

Para nelayan melakukan pesta meriah yang disebut Mappanre Tasi'.

Pada dasarnya ritual ini merupakan bentuk syukur nelayan yang pergi ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara untuk mencari ikan dan sekembalinya ke kampung dalam keadaan selamat.

Baca: Polres Bantaeng Razia Apotek dan Toko Obat, Lihat Apa yang Ditemukan

Merekapun mengadakan syukuran tersebut dan selanjutnya masih terjaga sebagai tradisi tahunan. Mereka memanfaatkan waktu 1 Muharram untuk merayakannya kembali.

Tradisi ini dihadiri tidak hanya nelayan di Kabupaten Pinrang saja melainkan ada nelayan yang datang dari luar Pinrang. .

Pada rangkaian kegiatan tersebut perahu nelayan yang sudah dihiasi mengikuti konvoi bersama ratusan masyarakat.

Mereka sekaligus melantunkan lagu-lagu dan memainkan musik daerah.

2. Kirab Kebo Bule Kraton Surakarta

Prosesi Kirab Kebo
Prosesi Kirab Kebo (Internet)

Kebo Bule merupakan tradisi yang dilakukan Keraton Kasunanan Surakarta untuk menyambut datangnya Bulan Suro atau Muharram.

Dalam kirab ini, sekawanan kerbau (kebo) yang dipercaya keramat yaitu Kebo Bule Kyai Slamet akan diarak keliling kota.

Kebo Bule Kyai Slamet sendiri konon bukanlah sembarang kerbau.

Baca: CPNS 2017 - Cuma 14 Lolos SKD CAT di Daerah Ini, Agar Tak Terulang Perhatikan Passing Grade Ini

Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II.

Kirab yang biasanya berlangsung tengah malam ini, merupakan acara yang sangat dinanti-nanti oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.

Mereka rela menunggu berjam-jam di jalan hanya untuk menonton kawanan Kebo Bule tersebut.

Selain itu, yang paling menarik dan unik dari tradisi ini adalah ketika orang-orang saling berebut berusaha menyentuh atau menjamah tubuh kebo bule dan berebut mendapatkan kotorannya.

Konon, kotoran tersebut dapat membawa berkah.

3. Festival Tabot di Bengkulu

Festival Tabot di Bengkulu
Festival Tabot di Bengkulu ()

Festival Tabot merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak).

Perayaan ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo.

Masyarakat kota Bengkulu percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.

Baca: Benarkah Ritel Tutup karena Orang Malas Belanja? Ini Penjelasannya

4. Tradisi Ledug Suro di Magetan

Tradisi Ledug Suro di Magetan
Tradisi Ledug Suro di Magetan ()

 Tahun baru Islam atau satu Suro dirayakan oleh warga Kabupaten Magetan, dengan menggelar tradisi Ledug Suro.

 Tradisi ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang dibentuk sesuai rupa lesung dan bedug.

Sedangkan puncak acara tradisi Ledug Suro ditutup dengan ritual andhum bolu rahayu.

Baca: Cendikiawan Timur Tengah Juga Dukung Ije Maju Pilwali Makassar

Dalam ritual tersebut, Warga saling berebut bolu rahayu yang dipercaya mendatangkan berkah bagi kehidupan.

Roti bolu dipilih karena merupakan jajanan khas Kabupaten Magetan.

5. Tradisi Mubeng Beteng di Kraton Yogyakarta

Tradisi Mubeng Beteng
Tradisi Mubeng Beteng ()

 Tradisi Mubeng Beteng merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan setiap malam 1 Muharram atau malam 1 Suro.

Tradisi mengelilingi benteng (Mubeng Beteng) ini digelar oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan diikuti oleh ratusan warga Yogyakarta.

Ritual Mubeng Beteng dilakukan dengan berbagai tata cara seperti pembacaan macapat atau kidung berbahasa Jawa sebelum acara berlangsung.

Baca: Nama Perusahaan Dicatut pada Promo Umrah Murah, Ini Bantahan Manajemen Sriwijaya Air

Yang menarik dari prosesi tersebut, masyarakat dan abdi dalem kraton mengelilingi benteng-benteng Keraton sejumlah hitungan ganjil dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki dan tidak berbicara (Tapa Bisu).

Tradisi Mubeng Beteng sendiri dapat diartikan sebagai ungkapan rasa prihatin, introspeksi, serta ungkapan rasa syukur atas kelangsungan negara dan bangsa.

Sedangkan ritual tapa bisu merupakan simbol dari keheningan yang merupakan bentuk refleksi manusia terhadap Tuhannya.

6. Tradisi Ngumbah Keris

Ngumbah Keris
Ngumbah Keris ()

 Ngumbah Keris atau mencuci keris merupakan tradisi masyarakat Jawa yang cukup sakral dan dilakukan hanya waktu tertentu.

Biasanya tradisi ini hanya dilakukan sekali dalam satu tahun yakni pada bulan Suro.

Bulan Suro dipilih karena dianggap bulan keramat, dan dipercayai dapat menambah kekuatan ghaib sebuah keris. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved