Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tragis! 3 CPNS Bunuh Diri dan 1 Diselamatkan Gegara Tak Lolos Tes, Nomor 1 Ketahuan Playboy

Pasalnya, parameter kesuksesan seorang kadang dilihat dari statusnya, apakah PNS atau hanya karyawan swasta atau wiraswasta.

Editor: Edi Sumardi
Ilustrasi bunuh diri. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menyandang status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sepertinya menjadi impian bagi sebagian besar pemuda di Indonesia.

Pasalnya, parameter kesuksesan seorang kadang dilihat dari statusnya, apakah PNS atau hanya karyawan swasta atau wiraswasta.

Status PNS bahkan mampu menaikkan strata sosial.

Selain itu, gaji PNS pun mampu menghidupi keluarga hingga masuk masa purnabakti, bahkan jika beruntung, ada segala macam tunjangan yang nilainya jauh melebihi gaji pokok.

Makanya, banyak yang berlomba-lomba mendaftar calon PNS saban masa pendaftaran dibuka, seperti berlangsung sekarang ini.

Jutaan pemuda Indonesia berjuang memperebutkan belasan ribu kuota.

Kelak hasilnya, tentu lebih banyak gagal dibanding lolos seleksi mengingat minimnya kuota.

Kelak pula, ada yang bersuka cita menyambut pengumuman akhir hasil seleksi, namun bakal ada pula yang berduka cita.

Yang perlu diwaspadai adalah mereka yang bakal berduka cita meratapi kegagalnya.

Tidak menutup kemungkinan terjadi berbagai hal-hal tak diinginkan, misalnya depresi, jatuh sakit, ganguan jiwa, hingga ada yang mencoba bunuh diri.

Belajar dari beberapa tahun sebelumnya, ada pendaftar CPNS bunuh diri gara-gara tak lolos seleksi.

Siapa saja? 

Berikut daftarnya.

1. Diwartakan Tribun Manado, Vino Lengkong (31), warga Desa Koha Jaga 8, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, nekat gantung diri di area perkebunan pala di Koha.

Tangis Meity Roring (54), ibu korban, tak lagi terbendung setelah mengetahui buah hati satu-satunya itu meninggal dunia.

Meity menangis di antara kerabat yang datang ke rumah untuk menghiburnya.

Seusai dilepas dari tali plastik yang menjerat lehernya, kemudian Vino dibaringkan.

Pakaian yang digunakan korban sudah dilepas dan diganti dengan sebuah kemeja dan celana kain hitam.

Warga Desa Koha sontak dikagetkan dengan kematian korban. Warga dan kerabat tampak memenuhi rumah korban.

Felix Lengkong (61), ayah korban, menemukan anaknya tergantung di pohon pala perkebunan tanah merah yang disebut warga dengan nama rangdang.

Letaknya kira-kira 1,5 kilometer dari permukiman.

Korban ditemukan menggunakan baju warna hitam dan celana panjang warna abu-abu, tergantung seutas tali plastik berwarna merah muda.

Korban tergantung hanya 20 sentimeter dari atas tanah.

Dikatakan Felix, beberapa hari sebelumnya korban terlihat murung.

Tak jarang korban mengatakan tak ingin hidup lagi. Ayah korban mengatakan, korban stres karena sudah lima kali tak lulus seleksi C PNS.

"Dia lima kali masuk CPNS tidak pernah tembus. Saya katakan kepadanya, tidak usah kerja PNS, apa saja bisa. Orang buta saja bisa mencari, kenapa harus putus asa," kata Felix, Selasa (25/1/2011).

"Dia selalu bilang, 'So nda ada harapan untuk masa depan'. Kita bilang, ada kesempatan tahun depan tes CPNS lagi," tambahnya.

Felix mengatakan, sikap anaknya sedikit tertutup, saat ditanya apakah ada masalah, korban tak mau mengungkapnya.

"Kita tanya, dia selalu jawab papi kan tau tape perasaan," paparnya, meniru perkataan Vino.

Terakhir kali, Felix memandang wajah anaknya dalam keadaan hidup, Senin (24/1/2011).

Saat itu, korban berpamitan ingin ke kebun untuk mengambil pisang yang dipetiknya sehari sebelumnya. Felix tak menyangka itu terakhir kali melihat korban hidup.

"Dia bilang, mo ambe pisang sisa da potong kemarin (dua hari lalu). Nda sangka jadi begini," katanya.

Felix mengenang, dua hari lalu mereka sekeluarga berkunjung ke Tomohon.

Kendati terlihat biasa, kata Felix, tetapi korban ternyata sudah menyimpan rencana.

"Pa dia ada Rp 6.000, sisa uang bayar bakso. Itu uang saya kira dipakai beli tali di warung," tuturnya.

Tubuh korban baru ditemukan sekitar pukul 15.30 Wita.

Felix menemukan tubuh korban di antara daun rindang yang menutup pohon pala. Lolongan anjing peliharaan korban bernama Zuko menjadi petunjuk Felix untuk menemukan tubuh korban.

"Kita ketuk tempat fufu (gubuk), tidak jawab. Lalu kita dengar anjing bagonggong seperti menangis. Kita lihat anjing ketakutan terus lari," ujarnya.

Ia lantas melihat tubuh anaknya tergantung.

Untuk urusan percintaan, Meity merasa tak ada masalah.

Sebab, korban sudah lama putus dengan pacarnya. Meity, ibu korban, mengatakan, anaknya punya banyak pacar.

Namun belum sempat punya menantu, Meity pun harus kehilangan anaknya.

"Dia so lama putus. Dia banyak punya pacar," katanya.

Kepala Seksi Humas Polsek Pineleng Aiptu Justinus Liroga membenarkan peristiwa tewasnya seorang warga Pineleng.

Kendati polisi berupaya menyelidiki lebih lanjut soal kasus ini, tetapi keluarga korban tidak menginginkan tubuh korban diotopsi.

2. Pegawai honorer Kategori Dua (K2), Ridwan (32) yang ditemukan tewas tergantung di rumahnya, di Kelurahan Bumi Harapan, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Dia diduga bunuh diri akibat stres karena tidak terangkat menjadi PNS.

Korban sendiri selama ini merupakan pegawai honorer K2 yang tercatat dalam daftar 46 orang yang hingga akhir hayatnay tidak kunjung mendapatkan SK PNS meski sudah dinyatakan lulus oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Hal ini diungkapkan, istri korban, Halija, Jumat (8/1/2016).

"Memang dalam beberapa hari terakhir sering curhat karena stres hingga saat ini belum mendapatkan SK pengangkatan PNS padahal sudah lulus di BKN," jelasnya.

Ia menjelaskan, suaminya yang tewas gantung diri mengatakan kepadanya bahwa bagaimana ini, wali kota belum tanda tangani SK pengangkatan padahal teman seangkatan mayoritas sudah menerima SK masing-masing.

"Ia (Ridwan) bercerita ke saya, bilang bagaimana ini teman seangkatan saya suda diangkat jadi PNS sementara saya belum ditanda tangani pak wali SK-ku,"jelas Halija sambil meneteskan air mata.(*)

3. IJ (40), guru taman kanak-kanak di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mencoba bunuh diri diduga karena tidak lolos seleksi CPNS, Januari 2010.

Dia memanjat BTS setinggi 80 meter di Kecamatan Krengkeng, Indramayu, lalu berusaha melopat.

Beruntung, upaya tersebut segera digagalkan polisi dari Polsek Krengkeng setelah 2 jam dilakukan bujuk rayu.

Awalnya, sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi kejadian melihat IJ berada di puncak BTS.

Mereka pun menduga jika IJ adalah teknisi yang sedang melakukan maintenance.

Namun warga curiga, karena setelah dilihat lebih dekat, orang yang berada di atas tower itu ternyata berpakaian wanita dan berjilbab.

Mengetahui ini, beberapa warga yang datang ke lokasi melaporkan kepada petugas di Polsek Krangkeng.

4. Serupa dengan di Parepare, pegawai honorer K2 di Kota Metro, Provinsi Lampung, bernama Amin Setiawan (27) nekat bunuh diri dengan cara menggantung pada pohon rambutan di belajang rumahnya, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Maret 2014.

Diduga kuat, Amin nekat bunuh diri karena putus asa dan banyak hutang akibat pinjam uang kebeberapa kerabatnya untuk mencapai kelulusannya. I

ni dikuatkan atas penemuan nota tagihan dari sebuah bank di Lampung Timur dan juga beberapa doa sakaratul maut yang berada di kamar korban yang masih diselidiki kwitansi tersebut milik siapa.

Kapolsek Metro Utara, AKP Iskandar mengatakan, dari hasil pemeriksaan tim medis dilokasi tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Sebelum tewas, Amin pamit pergi ke rumah teman dekatnya Bayu Ismanto.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved