Ingat Carlos De Mello? Antar PSM Juara Liga Indonesia, Ternyata Klub dan Pemain Ini Paling Berkesan
Carlos salah satu pemain yang tampil trengginas saat PSM menjadi Juara Liga Indonesia musim 1999/2000.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Carlos De Mello? Gelandang energik kelahiran Brasil ini salah satu legenda di klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sulsel, PSM Makassar.
Baca: Klasemen Sementara Liga Spanyol - Barcelona Cetak Rekor, Real Madrid dan Atletico Imbang
Carlos salah satu pemain yang tampil trengginas saat PSM menjadi Juara Liga Indonesia musim 1999/2000.

Kali ini, Carlos berkisah mengenai awal mula kedatangannya ke Indonesia. Ternyata Carlos adalah korban penipuan agen abal-abal sebelum berkibar di sepak bola Indonesia.
Baca: TERPOPULER: Nomor Antrean CPNS Kemenkumham 2017 dan Mahar Laudya Chintya Bella
Pemain yang saat masih jaya mempunyai akurasi tendangan ini sekarang sedang menganggur selepas keluar dari klub Liga 2, PSGC Ciamis.
Ditemui BolaSport.com di Hotel Santika, Kota Bekasi, Carlos De Mello sedang mengunjungi rombongan Persipura Jayapura lalu bercerita soal kehidupannya di Indonesia.
Pria yang pernah merasakan empat kali final Liga Indonesia bersama Petrokimia Putra, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, dan Persita Tangerang ini, punya pengalaman paling bagus pada 1994.
Kala itu, dia bersama Jacksen F Tiago jadi bagian Petrokimia Putra (kini merger dengan Persegres dan jadi Gresik United) dan mencapai final Liga Indonesia.
”Saya tidak pernah lupa partai final 1994 saat lawan Persib, ketika main untuk Petrokimia,” tutur Carlos.
”Walau saat bersama PSM Makassar saya juga ke final dan juara, tetapi pada 1994 berkesan. Itu musim pertama saya dan langsung kalah di final," ujarnya.
Carlos bersama Antonio ’Toyo’ Claudio, Claudio Luzardi, Jacksen F Tiago, Gomes de Oliveira, dan Julio Da Costa menjadi kloter pertama pemain Brasil yang datang ke Indonesia.

”Kami awalnya sepuluh orang dari Brasil dan diiming-imingi main di Malaysia. Kemudian waktu transit di Singapura, orang yang membawa kami menipu,” ucap Carlos.
”Dia malah kasih kami tiket ke Jakarta, bukan Kuala Lumpur. Walhasil yang empat lainnya pulang. Saya, Jacksen, Toyo, Claudio, Julio, dan Gomes memutuskan ke Indonesia karena sudah kepalang tanggung.”
Sesampainya di Indonesia, Carlos sempat ditampung di Hotel Indonesia, Jakarta.