Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Iduladha 1438 H

SYL Salat Iduladha di Gowa, Pakai Diksi 'Saudara' dan 'Bagus'

Syahrul memulai sambutannya bahwa masa terakhir kepemimpinan memilih kabupaten Gowa untuk melaksanakan Iduladha 1438 H.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
HANDOVER
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo memilih Salat Idul Adha di Lapangan Syech Yusuf, Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel, Jumat (1/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo memilih Salat Idul Adha di Lapangan Syech Yusuf, Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel, Jumat (1/9/2017).

Selain itu, hadir juga Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL, Kesultanan Hasanuddin Malaysia Keturunan Raja Sakti Daku yang Terhormat Teramat Mulia (DYTTM) Tuan Raja Azhar Syah Al Sakti Ibni Tuan Raja Wahab Syah Al Sakti, Kadis Kesehatan Pemprov Sulsel Rachmat Latief, Kepala BPKD Arwin Aswis, Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Karaeng Kio.

Syahrul memulai sambutannya bahwa masa terakhir kepemimpinan memilih kabupaten Gowa untuk melaksanakan Idul Adha 1438 H.

"Saya tidak tahu kenapa hati saya bergerak untuk memilih Gowa sebagai lokasi Salat Ied. Tapi, tak akan berpindah suatu debu kalau bukan izin Allah. Saya pun demikian mungkin Allah menggerakkan hati saya memilih Gowa," katanya di depan ribuan jamaah Salat Ied.

Syahrul pun menyampaikan beberapa capaian selama sepuluh tahun memimpin Sulawesi Selatan.

Ia menyebutkan masyarakat Sulawesi Selatan sudah bisa memakai kereta Api dua bulan ke depan, November 2017.

Selian itu, dia juga membahas masalah pembangunan Bandara Sultan Hasanuddin, pertumbuhan ekonomi yang selalu di atas 7 persen, income perkapita naik empat kali lipat.

"Kenapa begitu? Karena masyarakat kita kuat dan selalu bersama. Saya meminta doanya supaya saat ingin mengakhiri kepemimpinan saya ini maka tidak akan kupakasiri' ki (kupermalukan)," kata mantan Bupati Gowa ini.

Selanjutnya, Syahrul mengungkapkan bahwa kemungkinan yang menggantikan dirinya adalah saudaranya.

"Mungkin saudara saya, mungkin juga orang lain," katanya.

Selanjutnya, Syahrul mengungkapkan ada empat alasan sehingga orang Gowa bisa berhasil menjadi pemimpin karena mengemban prinsip sulapa ampa.

"Pertama bagus tawwa agamanya, ketika ada badai maka orang Gowa akan menembus badai itu, kalau pun kapalnya tenggelam maka itu adalah takdir Allah. Di situlah bentuk kekuatan agama dari orang Gowa," katanya

Selanjutnya, orang Gowa punya keberanian untuk maju.

"Orang Gowa pantang mundur, dia berani," katanya.

Syahrul juga menyebut orang Gowa itu pintar dan selalu bersama dalam menghadapi tantangan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved