Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Liga 1 Indonesia

PSM Gagal Curi Tiga Poin di Kandang Arema, Paulle: Wasit Dollar

PSM harus menerima hasil imbang dan hanya membawa pulang satu poin. Laga berakhir dengan skor 3-3.

Editor: Anita Kusuma Wardana
DOK. SURYA
Laga PSM Makassar vs Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Rabu (30/8/2017) malam 

TRIBUN-TIMUR.COM-Pemain dan Manajemen PSM kecewa terhadap hasil laga pekan ke-22 Liga 1 Gojek Traveloka saat menghadapi Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Rabu (30/8/2017).

PSM harus menerima hasil imbang dan hanya membawa pulang satu poin. Laga berakhir dengan skor 3-3. Padahal, di babak pertama mereka telah unggul tiga gol atas Singo Edan, julukan Arema FC.

Laga Arema FC vs PSM Makassar di Stadion Karunjuhan, Malang, Rabu (30/8/2017)
Laga Arema FC vs PSM Makassar di Stadion Karunjuhan, Malang, Rabu (30/8/2017) (DOK. SURYA)

Baca: PSM Pesta Gol Alien, Wasit Diprotes Lagi

CEO PT PSM, Munafri Arifuddin pun langsung meminta official mengajukan nota protes ke PSSI melihat ulah wasit yang tak berlaku adil, utamanya terkait dua 'hadiah' penalti yang diberikan untuk tuan rumah di babak kedua.

Salah satu pemain asing PSM, Steven Paulle, tak kalah kecewanya. Di insta story akun instagramnya, Paulle memposting ikon karung dengan simbol Dollar yang ditujukan untuk wasit.

Baca: Dua Kali Dicurangi, Protes Tak Digubris, Robert Bingung Lihat Persepakbolaan Indonesia

insta story Steven Paulle
insta story Steven Paulle (instagram.com)

 Di postingan selanjutnya, pemain bernomor punggung 86 ini menuliskan"THEY CAN NOT KILL US. WE ARE PSM, WE ARE ONE TEAM. EWAKO".

Robert Bingung

Sementara itu, Pelatih Kepala PSM, Robert Rene Alberts mengaku permainan timnya sudah bagus namun terlalu mudah kehilangan bola khususnya di bagian sayap permainan.

Robert juga dengan lantang mengatakan, hadiah penalti pertama Arema tak seharusnya terjadi karena murni sebuah diving.

Diving adalah tindakan seorang pemain sepak bola yang sengaja berpura-pura terjatuh, dilanggar atau kesakitan oleh pemain lain meski tak terjadi kontak fisik, untuk menipu wasit dan memprovokasi pemain lain ketika menghasilkan sebuah tendangan bebas atau tendangan penalti, yang bahkan dapat merugikan tim lain.

"Keputusan penalti itu tidak benar, itu diving yang sangat jelas, ditambah gol kedua offside yang yang sangat jelas. Kita akan protes lagi masalah ini, ini kedua kalinya kita dicurangi seperti ini," kata Robert.

Robert mengaku bingung dengan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini, ketika tim yang dirugikan melakukan protes tidak digubris, namun justru diberi sanksi.

"Meskipun kita memberikan protes, kita tak mendapatkan hasil jelas, saya juga bingung dengan apa yang terjadi di sini. Meski demikian kita harus kuat mental," kata dia.

"Saya disanksi dua pertandingan tak boleh mendampingi tim, di mana letak kesalahan saya, ini sebuah lelucon," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved