SPBU di Mamuju Akui Ada Pembatasan Premium, Ini Penyebabnya
Ia mengatakan, setiap melakukan pemesanan, selalu meminta atau memasukan dalam amprah sebanyak 32 ribu ton.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Mamuju, Sulbar, mengakui adanya pembatasan stok BBM jenis premium dalam beberapa bulan terakhir.
Dua SPBU tersebut masing-masing milik H. Sahabuddin dan H. Lauma merupakan pengusaha SPBU asal tanah bugis.
Asliati, salah seorang staf administrasi SPBU milik H. Sahabuddin yang terletak di Jl. Juanda, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Sulbar, mengakui pembatasan BBM jenis Premuim tersebut, telah berlaku sejak bulan Januari 2017 lalu.
"Itu memang dibatasi dari Pertamina, karena sekarang lebih fokus pada penjulan BBM jenis Pertalite, karena Pertamina menginginkan tingkat pembelian Pertalite lebih meningkat," ujar Asliati kepada TribunSulbar.com, saat ditemui di Kantor SPBU, Senin (28/8/2017).
Asliati mengungkapkan, sebelum adanya pembatasan, setiap harinya mereka mendapatkan stok BBM jenis Premium hingga 32 ribu ton dari pihak Pertamina. Namun, setelah ada pembatasan mereka hanya mendapatkan 16 ribu ton BBM jenis Premium setiap harinya.
"Kalau kita masih mending ini, karena masih mendapatkan 16 ribu ton perhari, dibandingkan dengan SPBU lain, itu hanya mendapatkan 8 ribu ton perhari,"jelasnya.
Ia mengatakan, setiap melakukan pemesanan, selalu meminta atau memasukan dalam amprah sebanyak 32 ribu ton.
Namun yang didapatkan dari pihak Pertamina hanya 16 ribu ton.
"Jadi, selain hari Sabtu dan Minggu pasti jenis Premium selalu habis, jadi wajar memang kalau masyarakat kadang tidak dapat premiun.
Sementara, Anwar, salah seorang Staf SPBU milik H. Lauma yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, juga mengakui hal tersebut.
"Iya memang ada pembatas, sudah lama juga, mungkin hampir bersamaan dengan SPBU milik H. Sahabuddin,"ujarnya kepada TribunSulbar.com.
"Saya tidak tau jelas apa alasannya, tapi sampai sekarang BBM jenis Premium kita hanya dikasi 16 ribu ton, yang awalnya 32 ribu ton," jelasnya.
"Sekarangkan ada Produk pertalite juga, jadi mungkin karena ingin memperkenalkan produk itu. Karena kalau kita ini SPBU hanya menjual atau mitra pertamina, makanya kita tidak tahu alasan yang jelas kenapa dibatasi,"ucapnya Anwar.
Ia mengatakan, memang masyarakat kerap mempertanyakan hal tersebut kepada pihak SPBU mengenai stok BBM jenis Premiun yang sering habis.
"Orang banyak bertanya kenapa selalu habis Premium. jadi kita hanya bilang SPBU juga mau jual banyak, tapi ada pembatasan dari Pertamina," tuturnya.