Pelatih Paskibra Mangkutana Luwu Timur Bocorkan Penyebab Kematian Aritya
Seminggu jelang acara puncak HUT ke-72 RI, pada latihan pagi, Aritya sempat pingsan.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, MANGKUTANA - Aritya Syamsuddin, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulsel meninggal dunia.
Almarhumah meninggal di RSUD I Lagaligo Jl Sangkurwira, Desa Bawalipu, Kecamatan Wotu, Selasa (15/8/2017) sekitar pukul 01.30 wita.
Sebelum meninggal, putri dari Staf Kantor Camat Mangkutana, Syamsuddin Losong, itu dirawat selama dua malam di RSUD I Lagaligo karena batuk dan sesak.
Pelatih Paskibra Mangkutana Sudarman mengatakan, Aritya selalu semangat di setiap latihan baris-berbaris.
Seminggu jelang acara puncak HUT ke-72 RI, pada latihan pagi, Aritya sempat pingsan.
Baca: Ini Permintaan Anggota Paskibra Mangkutana Luwu Timur Sebelum Meninggal, Sempat Dicoba!
"Saat sadar, kami tanya kenapa bisa pingsan, Aritya jawab lupa sarapan," kata Sudarman kepada TribunLutim.com, di Kantor Camat Mangkutana, Kamis (17/8/2017).
Sorenya, Aritya kembali mengikuti latihan seperti biasa.
Kurang seminggu jelang puncak acara, tepatnya Minggu (13/8/2017) malam, Aritya dilarikan ke RSUD I Lagaligo karena batuk dan sesaknya semakin parah.
Aritya tidak lagi mengikuti latihan sejak itu.
Informasi dari dokter yang merawatnya, Aritya menderita penyakit gondok beracun.
"Aritya ini ternyata sakit gondok beracun, itu sesuai keterangan dokter yang memeriksanya, kami juga baru tahu waktu itu," ucap Sudarman yang juga anggota TNI.
Baca: Ini Foto-foto Selfie Aritya, Paskibra Luwu Timur yang Meninggal Jelang Pengibaran Bendera
"Penyakit itulah kemungkinan besar penyebab Aritya meninggal dunia," tuturnya menambahkan.
Aritya adalah siswi kelas 10 Matematika dan IPA (MIPA) 3, SMAN 4 Luwu Timur yang dulunya bernama SMAN 1 Mangkutana.
Saat latihan, Aritya tergabung dalam pasukan 17.
"Posisi yang ditinggalkan Aritya tidak diisi oleh siawa lain hingga jelang pengibaran bendera," ucapnya.
Sebelum meninggal, Aritya meminta dibelikan sepatu warna hitam untuk digunakan menjalankan tugas sebagai Paskibra.
Sepatu tersebut diminta saat dirawat di ruang B6 RSUD I Lagaligo.
Keluarga menuruti dan membelikan Aritya sepatu dan dibawa ke kamar tempatnya dirawat.
"Kebetulan almarhumah coba itu sepatu di atas ranjang," ujar sang Ayah.
Baca: Bikin Merinding, Permintaan Terakhir Anggota Paskibra Aritya Syamsudin Jelang Meninggal Dunia
Semasa hidup, Aritya yang bercita-cita menjadi dokter dan Polwan adalah anak penurut kepada kedua orangtuanya.
Ia punya kemauan besar dan tekad kuat.
"Dia (Aritya) bilang kalau masuk SMA mau jadi anggota Paskibra kecamatan, setelah itu kabupaten dan mengupayakan tembus jadi paskibra provinsi," tambah Syamsudin.
Aritya anak terakhir dari dua bersaudara, pasangan Syamsudin Losong dan Syamsia.
Saudara perempuannya bernama Kiki Alfira Syamsudin yang sudah berkeluarga.(*)