Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dikenal Jurnalis Pemberani, Siapa Sangka inilah Ketakutan Terbesar Najwa Shihab dalam Hidupnya

Sebagai seorang jurnalis senior dengan pengalaman jurnalistik yang seabrek, tak ada yang menyangsikan keberanian seorang Najwa Shihab.

Editor: Ilham Arsyam
Mata Najwa 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sebagai seorang jurnalis senior dengan pengalaman jurnalistik yang seabrek, tak ada yang menyangsikan keberanian seorang Najwa Shihab.

Selama 17 tahun jadi jurnalis dari seorang reporter hingga menjabat wakil pemimpin redaksi Metro Tv, Najwa Shihab sudah berhadapan dengan banyak tokoh berpengaruh di republik itu.

Segala jenis medan liputan juga sudah dilaluinya, dari bencana alam hingga ke medan perang sekalipun.

Apakah rasa ketakutan dalam diri Najwa sudah tak ada?

”Jujur saja, ketakutan saya cukup banyak salah satunya takut ketinggian,” ujarnya dalam sebua wawancara dengan Tabloid Pesona.

Namun bukan itu ketakutan terbesarnya. Membina rumah tanggalah yang disebut Najwa yang paling dikhawatirnya.

Sebagai seorang wanita karier, keluarga Najwa rentan dengan perpecahan.

“Sebagai ibu bekerja, saya harus menyeimbangkan antara karier dengan rumah tangga. Bagaimana menjadi ibu yang baik untuk anak saya. Bagaimana saya harus juggling sebagai ibu dan wartawan, sebagai istri dan public personality. Itu perjuangan yang terus-menerus. Kekhawatiran saya adalah bila saya tidak berhasil menjalani semua itu dengan baik,”
ungkapnya.

Meski mendapat dukungan dalam berkarier, suami Najwa, Ibrahim Assegaf, kadang-kadang juga mengingatkan istrinya itu tentang keluarga.

“Tentu perkawinan kami ada up and down-nya. Suami kadang mengingatkan kalau saya sudah terlalu fokus pada pekerjaan. He is my rock! Dia yang tahu saya, dari orang yang tidak bisa ngapa-ngapain sampai sekarang punya talk show sendiri,” sambungnya.

Salah satu trgedi dalam hidup Najwa yang tak bisa ia lupakan adalah ketika melahirkan anak keduanya.

Anak yang lahir prematur pada 2012 tersebut meninggal dunia.

Ternyata ia juga sempat menyalahkan dirinya sendiri setelah peristiwa itu. "Kalau saja saya saat itu nggak terlalu sibuk, pasti bisa menjaga kandungan saya," sesalnya.

Kini anak semata wayangnya, Izzat Ibrahim Assegaf, sudah menginjak usia remaja.

Keduanya juga sudah jarang berkumpul bersama.

“Mungkin karena dia anak tunggal, dan saya feeling guilty karena sering meninggalkan dia, maka saya cenderung memanjakan Izzat. Tapi sekarang sudah lewat masa dia mau menghabiskan waktu dengan saya. Dia lebih suka berkumpul engan teman-temannya, dan mulai susah diajak pergi bersama,” terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved