Pedagang Keluhkan Pembangunan Pasar Darurat Sumpang Minangae
Padahal, anggaran pembangunan Pasar Darurat Sumpang Minanangae sebesar Rp 134 juta.
Penulis: Mulyadi | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM,PAREPARE-Pedagang Pasar Sumpang Minangae mengeluhkan pembangunan pasar darurat tempat relokasi yang dinilai semrawut.
"Pembuatan lapaknya, jika dibandingkan dengan anggarannya yang besar tetapi sesuai dengan material yang digunakan kualitasnya rendah. Digunakan hanya seng dan balok biasa,"jelas salah satu pedagang Pasar Sumpang Minangae, Udin, Senin (31/7/2017).
Padahal, anggaran pembangunan Pasar Darurat Sumpang Minanangae sebesar Rp 134 juta. Bukan hanya itu, kenaikan retribusi dari Rp 2000 menjadi Rp 3000 menjadi keluhan pedagang yang berjualan di Pasar darurat ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Parepare, Amir Sabbi berkilah tak sesuainya standar material yang digunakan untuk menampung seluruh pedagang. Pasalnya, anggaran yang ada hanya untuk menampung setengah dari pedagang yang ada.
Jumlah pedagang yang berjualan di Pasar Darurat Sumpang Minangae mencapai 400 orang lebih.
"Yang terdaftar hanya 200 orang makanya yang diperuntuhkan bangunan darurat tersebut hanya untuk yang terdaftar. Pedagang yang tidak terdaftar tetap diberikan ruang berjualan tetapi tempatnya tidak ditanggung,"ujarnya.
Amir menuturkan, 200 lebih pedagang yang tidak terdaftar, pihaknya sebenarnya tetap ingin memberikan tempat tetapi karena anggaran terbatas sehingga tidak dilakuka
Terkait masalah retribusi, pihaknya mengaku besaran yang dipungut Rp 2000 khusus untuk jualan. Sementara terkait uang kebersihan dan keamanan bukan menjadi tanggung jawabnya.
"Uang kebersihan dan keamanan itu bagian Kerukunan Keluarga Pasar (KKP) dan pedagang yang berurusan, "tambahnya.(*)