Di Pangkep, Mahasiswa UNM Olah Cangkang Kepiting Jadi Pakan Bandeng
Limbah cangkang kepiting rajungan diolah menjadi pakan ikan bandeng untuk meningkatkan produktivitas bandeng.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPANGKEP.COM, BUNGORO - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) membantu masyarakat Kelurahan Pundatta Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulsel mengatasi limbah cangkang kepiting rajungan.
Limbah cangkang kepiting rajungan diolah menjadi pakan ikan bandeng untuk meningkatkan produktivitas bandeng.
Sebelum dilakukan pengukusan selama 45 menit, limbah cangkang rajungan direndam terlebih dahulu ke dalam air abu sekam 10% selama 48 jam.
Hal ini berfungsi untuk merenggangkan ikatan kitin pada limbah tersebut, kemudian setelah pengukusan dilanjutkan dengan proses pengeringan dan proses penggilingan.
Kegiatan ini merupakan realisasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2017 yang diloloskan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
"Ini sangat berguna mengurangi volume limbah yang semakin banyak dari usaha kepiting rajungan karena mayoritas penduduk disini berpenghasilan menengah ke bawah dengan mata pencaharian petambak dan nelayan," kata Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Irma Yulianti kepada TribunPangkep.com di Pundata Baji Labakkang, Selasa (18/7/2017).
Irma menyebut, pengolahan limbah cangkang rajungan menjadi pakan bandeng dapat meningkatkan produktifitas bandeng dengan membuat disertifikasi pangan.
"Jadi ini dapat menambah pengetahuan tentang pembuatan pakan, mereka bisa buka usaha dengan membuat olahan dari bandeng seperti otak-otak," ujarnya.
Program yang mereka usung yakni Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang, Pangkep dengan Pemanfaatan Limbah CAKAR (Cangkang Rajungan) sebagai bahan baku pembuatan pakan bandeng untuk meningkatkan produktivitas bandeng.
Mereka beranggotakan Irma Yulianti (Ketua) dan anggota Kamaliah Guntur, Nur Ulfah dan Ratna Sari.