Jokowi Mau Datang, Lorong 96 Mendadak Jadi 'Hutan Cabai'
Jokowi dijadwal bertandang di Kota Makassar dalam agenda membuka Harkopnas ke 70.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar sebentar lagi didatangi orang nomor satu di negeri ini, Presiden RI Joko Widodo.
12 Juli 2017 Presiden yang familiar dengan sebutan Jokowi dijadwal bertandang di Kota Makassar dalam agenda membuka Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke 70.
Baca: HMI Gowa Raya Unjuk Rasa Tolak Rencana Kedatangan Jokowi ke Makassar
Dalam agenda itu, Presiden Jokowi juga dikabarkan akan menyambangi salah satu lorong (Gang) yang ada di Kota Makassar.
Lorong itu berada di Kawasan Pusat Jajanan Kuliner Konro dan Sop Suadara Pangkep, tepat di Jl Lompo Battang, Lorong 96, RW 1 Kelurahan Pisang Utara, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Tidak hanya jajaran Pemerintah Kota Makassar, masyarakat yang bermukim didalam lorong 96 itu pun disibukkan menyambut ayah Kaesang ini.
Pantauan Tribun, Senin (10/7/2017), lorong itu disulap bak hutan cabai. Dimana, setiap teras rumah warga dipenuhi dengan pohon cabai yang dikemas dalam goodybag (kantong) hitam.
Jika umumnya pohon cabai itu dijejer diatas tanah, dilorong itu justeru di gantung di depan rumah.
Bahkan seluruh pemerintah kecamatan di Makassar membangun stand iconic garden dan dijejer di lorong itu.
Terlihat rimbun, iconic yang terbuat dari rangka besi dengan tinggi sekitar empat meter itu dipenuhi dengan pohon cabai.
Cabainya nampak segar, ada yang sudah merah, dan ada juga yang masih hijau. Selain itu, ada juga buah terong, tomat, dan sayur mayur lainnya.
Selain itu, warga juga disibukkan dengan mengecat jalan paving yang lebarnya sekitar 6 meter dan panjang 100 meter itu dicat berwarna cerah yakni, merah, kuning, putih, biru, dan orange.
Pemkot Makassar sendiri menamai Lorong itu adalah Lorong Bulo. Bulo adalah singkatan dari Badan Usaha Lorong.
Mengapa Bulo?
Perspektif Wali Kota Makassar Danny Pomanto ke Tribun, Lorong Bulo ini layaknya Lorong mandiri.
Dimana para warga yang bermukim didalamnya memiliki keahlian bercocok tanam cabai tanpa memiliki area perkebunan.
Menurutnya, cukup di lorong warga pun bisa bercocok tanam dengan Cabai. Alasan Pemkot Makassar memilih komoditi Cabai untuk dikelola, karena Cabai di Makassar sering mengali kelangkaan sehingga Pemerintah Makasssr melaluo inovasi Wali Kota Danny menghadirkan bertani Cabai di dalam lorong.
Adapun hubungan dengan Badan Usaha Lorong, dimana hasil Cabai yang ditanam atau usai panen Cabai ini bisa di jual di Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dijual.
Keuntungannya sendiri bukan ke pemerintah, melainkan ke masyarakat yang melakoni aktivitas bertani Cabai di Lorong.
Di tahun 2017 ini, Pemkot Makassar bahkan menggelontorkan anggaran sebedar Rp 4,5 miliar hanya untuk beli bibit cabai, goody bag dan membabgub klinik Cabai.
Ada 500 lorong yang diberi bantuan, setiap lorong mendapa jatah 1000 bibit serta godybagnya.
Tidak Sabar Ketemu Jokowi
Ketua RW 1 Aliah Kanafi (50) yang membing lorong 96 ini mengatakan tidak sabaran melihat Presiden Joko Widodo.
Sudah sepekan, ia mendengar bahwa lorong binaannya akan disambangi oleh Presiden yang kerab guyonan disaat memberikan sambutan.

Sangkin penasarannya dengan Jokowi, Ketua RW tidak bisa tidur dengan lelap, makan pun tak lahap.
"Waah, namanya kita masyarakat biasa tidak gampang temui Presiden. Minggu lalu saya ditanya Pak Camat katanya mau datang Pak Presiden, saya bangga dan haru kalau beliau bisa datang ke lorong kami," kata Aliah.
Di Lorong 96, Aliah sudah bermukim sejak 17 tahun silam. Dia adalah Ibu Rumag Tangga dan juga ibu Bhayangkari.
Aliah istri dari Anggota Polri (aktif), Aiptu Kanapi kesehariannya bertugas di Polsek Tello, Polrestabes Makassar, Polda Sulsel.
Ia mengungkapkan lorong 96 dulunya dinamai dengan Lorong Renggang Gaddo.
Warga di Lorong tersebut dihuni 200 jiwa penduduk, berbagai macam suku, mulai Bugis, Makassar, Toraja, Tionghoa, Mandar, dan Jawa.
Aliah meyebutkan warga di lorong itu dimanjakan dengan fasilitas umum yang diadakakan Pemerintah.
Lorong inipun ia sebutkan dengan lorong komplit, pasalnya lorong itu disediakan Posyandu, Koperasi, Taman Kanak-Kanak, Bank Sampah, Perpustakaan, Lorong KB, serta Masjid (Masjid Wal Asri).
Warga yang ada di lorong itu kata Aliah hidup serba pas-pasan. Pasalnya pekerjaan warganya bekerja serabutan atau tidak memiliki pekerjaan tetap.
Rumah yang ada di dalam lorong 96 pun, rata rata masih semi permanen, kayu dan ada juga berbebtuk rumah toko.
Minta Harga Listrik Diturunkan
Jika ketemu Jokowi apa yang anda lakukan?
"Saya mau tanya, tolong turunkan harga tarif listrik. Ituji permintaannya wargaku kodong," kata Aliah.
Sementara itu, Alwi Romi (46). Pekerjaan swasta mengatakan hal yang sama. Bangga lorong ia beukim akan disambangi Presiden.
"Saya sangat bangga jadi warga Lorong 96, itu akan jadi sejarah. Saya lahir disini belum pernah ada presiden masuk sini. Kalau Pak Jokowi datang dia akan catat sejarah," katanya.
Ia menyebutkan ada baik dan buruknya di momentum kedatangan Joko Widodo di Lorong 96.
Menurutnya dampak baik kedatangan Jokowi dilorong ini, karena pemukimannya telah ditata rapih dengan pemerintah, tanpa ada biaya yang dikeluarkan warga.
Sedangkan dampak buruknya sendiri, warga dilarang lalu lalang menggunakan kendaraan sehingga warga diminta untuk memarkir kendaraannya jauh dari lorong.
"Tapi tidak apa yang jelas bisa datang pak Jokowi," ujarnya. (SAL)