Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tuai Pro-Kontra, Arsitek Mahakarya Diskusi Bahas Teras Unhas Project

Sebagian besar masyarakat teman profesi tidak mengenali proses yang ada, maka dalam diskusi ini kami menyampaikan bagaimana desain itu

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ardy Muchlis
Sanovra JR/Tribun Timur
Sejumlah Arsitek yang tergabung dalam Arsitek Makassar, Bangkit, Hadir, dan Berkarya (Mahakarya) berfoto bersama usai menggelar kegiatan diskusi bertajuk Archicozy #6, di Warunk UpNormal, Jl Landak Baru Makassar, Sabtu (8/7). Diskusi yang menghadirkan pembicara Principal Architect Teras Unhas Project , Ihsan Latief dilangsungkan di tengah pro-kontra pembangunan proyek Teras Unhas yang dianggap tidak ramah disabilitas, tiruan model serupa di Denmark, dan juga dinilai merusak ekosistem hutan kota Unhas. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Arsitek Makassar, Bangkit, Hadir, dan Berkarya (Mahakarya) menggelar diskusi bertajuk Archicozy #6, di Warunk UpNormal, Jl Landak Baru Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (8/7/2017).

Diskusi kali ini mengangkat tema Teras Unhas Project, Arsitek menjawab dan menghadirkan salah satu pembicara yakni Ihsan Latief, Principal Architect Teras Unhas Project.

Diskusi ini dilangsungkan di tengah pro-kontra pembangunan proyek Teras Unhas yang dianggap tidak ramah disabilitas, tiruan model serupa di Denmark, dan juga dinilai merusak ekosistem hutan kota Unhas

"Ini diskusi rutin dan kebetulan tema yang lagi hangat saat ini adalah Teras Unhas karena sebagian besar yang berkomentar adalah arsitek, sehingga ditanggapi dengan membuat diskusi terkait dengan keberadaan Teras Unhas," kata Ihsan.

Ia mengatakan tujuannya adalah memberikan penjelasan secara luas kepada masyarakat dan para Arsitek tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam proses desain Teras Unhas.

"Dalam proses itu ada diskusi dan akhirnya penetapan desain yang ada, ini telah melalui berbagai proses, termasuk konsultasi dan presentasi," jelasnya.

"Sebagian besar masyarakat teman profesi tidak mengenali proses yang ada, maka dalam diskusi ini kami menyampaikan bagaimana desain itu," jelasnya.

Baca: Taman Teras Unhas Dikritik, Ini Penjelasan Arsitek

Ihsan menjelaskan, kritik ini telah terjadi beberapa kali, pertama surat terbuka tentang pohon ditebang, lalu berkembang soal akar pohon, hingga soal tuduhan plagiat yang dilakukan.

"Polemiknya adalah konstruksi belum selesai sudah dikomentari. Lalu muncul lagi isu plagiasi. Kami terinspirasi, prosesnya tidak melihat desain yang ada itu. Tidak sedetail yang ada, hanya shapenya saja yang melingkar," imbuhnya.

Baca: VIDEO DRONE: Pengerjaan Infinity Bridge Unhas, Mirip yang Ada di Denmark

Ia berharap mampu memberi penjelasan kepada masyarakat umum bahwa apa yang terjadi adalah telah melalui proses panjang, tidak langsung ada begitu saja.

"Kalau kritik memberi solusi terhadap penyempurnaan desain, kami terima karena memang terbuka. Tolong sampaikan kita pelajari, kami mengakomodir kritikan dan komentar solutif, karena yang akan mempergunakan ini bukan hanya sivitas tapi masyarakat umum," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved