Oknum Pengelola Air Terjun Bantimurung Pungut Biaya Toilet
Anto mengaku terpaksa menjadi tukang pungut di toilet. Pasalnya, upah ayahnya sebagai buruh bangunan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Pengelola kawasan air terjun Bantimurung, Maros memungut biaya di toilet yang berada di dekat Musala Ar-Rahman, Jumat (30/6/2017).
Seorang bocah yang masih duduk di SMP, Anto menunggu keluarnya wisatawan yang masuk ganti pakaian maupun buang air ditoilet.
Anto mengaku disuruh oleh seorang oknum petugas, Muhlis. Pendapatan biaya toilet dibagi dua. Jika mendapatkan uang Rp 100 ribu, Muhlis mendapatkan jatah Rp 50 ribu, sisanya untuk Anto.
"Saya disuruh oleh Pak Muhlis. Dia petugas disini. Hasilnya saya bagi dua. Biasanya saya dapat Rp 100 ribu, itu kami bagi dua. Rp 50 ribu diambil sama Muhlis," katanya.
Anto mengaku tidak mengetahui jika Kepala Seksi Usaha Jasa Pariwisata di Dinas Pariwisata Maros, Alamsyah melarang semua jenis pungutan liar di kawasan tersebut.
"Saya tidak tahu kalau dilarang. Apalagi saya juga disuruh oleh Pak Muhlis. Saya hanya duduk disini dan tidak ada patokam harga untuk pengguna toilet," katanya.
Setiap pengunjung memberikan uang Rp 1000 sampai Rp 5000 kepada Anto. Pemberian tersebut seikhlasnya dari wisatawan.
Jika wisatawan bertanya mengenai harga, Anto hanya meminta sesuai kemampuannya.
Anto mengaku terpaksa menjadi tukang pungut di toilet. Pasalnya, upah ayahnya sebagai buruh bangunan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan delapan saudaranya.
"Penghasilan saya kupakai untuk sekolah. Ayah saya hanya pekerja bangunan. Uangnya tidak cukup untuk membiayai keluarga kami," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Maros, Rahmat Burhanuddin mengimbau kepada pengunjung kawasan permandian air terjun Bantimurung, untuk waspadai keberadaan oknum pemungut pungutan liar.
Pengunjung diharapkan bisa bekerjasama untuk tidak memberi uang jasa parkir serta tip untuk petugas di WC atau ruang ganti.
"Jangan ada yang mau bayar parkir bekali-kali. Jangan juga mau memberikan uang kepada orang yang berada di dekat WC. Semua fasilitas tersebut gratis," katanya.(*)