Di PT IKI, Taruna Polimarim AMI Belajar Navigasi di KM Sabuk Nusantara
Mereka diterima dan mendapat bimbingan dari dua Pimpinan Proyek (Pimpro) Unit Produksi PT IKI Makassar, Junedi dan Sofyan Chalil.
Penulis: Hasrul | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 30 taruna Politeknik Maritim AMI Makassar melakukan kuliah lapangan di PT (Persero) Industri Kapal Indonesia (IKI) di Jl Galangan Kapal, Kelurahan Kaluku Bodoa, Tallo, Makassar, Rabu (31/5/2017).
Dari rilis yang diterima tribun-timur.com, Rabu (31/5/2017), pada kuliah lapangan tersebut, taruna-taruna dari program studi nautika tingkat satu tersebut, melihat langsung pembangunan dan proses reparasi kapal yang dilakukan di PT IKI Makassar.
Kehadiran taruna Polimarim AMI Makassar tersebut bagian dari praktik mata kuliah Konstruksi dan Pencegahan Pencemaran. Mereka diterima dan mendapat bimbingan dari dua Pimpinan Proyek (Pimpro) Unit Produksi PT IKI Makassar, Ir Junedi MM dan Sofyan Chalil ST.
Baca: Program Tol Laut, Pembangunan KM Kendhaga Nusantara di PT IKI Capai 90 Persen
Baca: KMP Lakaan Buatan PT IKI Resmi Beroperasi, Layari Kupang-Rote-Ndao
“Saat ini PT IKI tengah membangun dua kapal baru, KM Kendhaga Nusantara. Selebihnya aktivitas paling banyak kami lakukan adalah reparasi atau perbaikan kapal. Seperti kalian perhatikan ada tiga kapal di sleep way dan satu kapal graving dock,” kata Junedi.
Pada kesempatan pertama, Junaedi bersama Sofyan menjelaskan keberadaan zinc anoda di bagian bawah lambung kapal. Anoda-anoda ini sengaja dipasang untuk menurunkan laju korosi atau karat yang tinggi, agar baja mendapat perlindungan yang baik.
“Besi yang merupakan bagian terbesar dari konstruksi kapal, mudah mengalami korosi yang disebabkan oleh air laut. Selain dilindungi cat anti korosi, perlindungan yang tak kalah penting adalah menggunakan logam-logam yang lebih reaktif sebagai anoda,” jelas Sofyan.
Echo Sounder
Para taruna juga berkesempatan menaiki Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 41 yang tengah melakukan reparasi di dok sleepway. Kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni ini melayani jalur pelayaran rutin di wilayah Provinsi Maluku (Ambon-Saumlaki).
Baca: Dermaga Baru PT IKI Mampu Menampung 4 Kapal Berukuran 6500 DWT
Baca: VIDEO: PT IKI Luncurkan Kapal Ferry KMP Lakaan Jalur Kupang-Ndao
Di anjungan kapal, taruna mendapatkan penjelasan terkait alat-alat navigasi, alat komunikasi, echo sounder, hingga peralatan keselamatan di atas kapal oleh salah satu perwira KM Sabuk Nusantara.
Echosounder tak lain alat navigasi elektronik dengan sistem gema yang dipasang pada dasar kapal. Alat ini untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan, dan juga mendeteksi gerombolan ikan di bagian bawah kapal secara vertical.
Kapal ini sendiri menjalani reparasi karena salah satu propeller atau baling-baling mengalami kerusakan. Kerusakan propeller ini membuat kapal tidak mampu berlayar dengan kecepatan ideal dan optimal seperti yang diharapkan.
“Saat adik-adik nanti sudah lulus, peralatan di anjungan kapal ini yang harus kalian kenali. Bahkan saklar-saklar di sistem kelistrikan harus dihapal. Untuk fungsi dan cara pemakaian, akan diajarkan di perkuliahan kalian,” kata muallim KM Sabuk Nusantara 41 tersebut.
Baca: Pilih Rotterdam Belanda, Direktur Polimarim AMI: Mereka Sangat Pengalaman Cetak Pelaut
Baca: INSA Makassar Gandeng Polimarim AMI Kampanye Keselamatan Pelayaran
Jetliner Pelni
Bagian terakhir dari kuliah lapangan, taruna berkesempatan melihat aktivitas repairing atau perbaikan dari dekat Kapal Ferry Cepat (KFC) Jetliner milik PT Pelni di graving dok (dok gali/kolam) PT IKI Makassar.
Kapal Fery Cepat (KFC) Jetliner tersebut melayani pelayaran di Indonesia timur Bima-Labuan Bajo. Kapal cepat jetfoil buatan Norwegia ini memiliki kapasitas tempat duduk 580 orang. Adapun kecepatan maksimal bisa mencapai 36,5 knot.
“Sebagai pembanding, kapal-kapal penumpang milik Pelni biasa beroperasi dengan kecepatan 20-22 knot. Lalu kapal ferry penyeberangan paling 10-12 knot. Kapal barang fully loaded biasanya dengan kecepatan 7-8 knot,” jelas Sofyan.
KFC Jetliner sudah dua minggu lebih menjalani perbaikan. “Body kapal juga terlihat baru setelah di-sandblasting dan dilakukan pengecatan ulang,” lanjutnya. Tahun lalu kapal Pelni beroperasi untuk angkutan arus mudik. (*)