Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kantor Staf Presiden Kagumi Program 1.000 Hari Kehidupan di Luwuk Banggai

Alumnus Cambridge University UK ini mengemukakan, program inisiatif ini sudah berkesusaian dengan program strategis pemerintah pusat

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi inovasi layanan kesehatan dasar yang dikembangkan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Thamzil Thahir

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWUK BANGGAI-Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi inovasi layanan kesehatan dasar yang dikembangkan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

"Jujur, kami dari KSP kagum dengan praktik kerja cerdas ini, saya harus tepuk tangan untuk sinergi antar instansi untuk menyelamatkan balita sejak ibunya akan menikah, hingga 2 tahun bayi mendapat ASI," kata Maria Monica Wihardja, tenaga ahli dari kantor Staf Presiden dari Deputi II bidang sosial strategis dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah Kabupaten Banggai, di Hotel & Conference Estrella, Jl Mandapar Kawasan Bukit Halimun, Tanjung Tuwis, Luwuk, Banggai, Sulteng, Selasa (23/5/2017).

Alumnus Cambridge University UK ini mengemukakan, program inisiatif ini sudah berkesusaian dengan program strategis pemerintah pusat dan arahan presiden.

Oleh Otoritas Kesehatan setempat, Dinkes Banggai menamai inovasi itu dengan Pos Pelayanan Terpadu Prakonsepsi.

Baca: FOTO: Herwin Yatim Buka Raker Kesehatan Daerah Kabupaten Banggai

Bupati Banggai Herwin Yatim (51), mengaku lebih nyaman menyebut program itu dengan istilah

Program 1.000 hari Kehidupan.

"Saya tak menyangka baru 3 bulan pertama jadi bupati, saya sudah diminta presentase program 1.000 hari kehidupan, jujur saya tak tahu, tapi setelah terjun lihat langsung di desa, di pos yandu, saya bisa belajar," dan sudah bawa saya presentase di UNhas, di Jakarta minggu lalu, dan bulan nanti alan presentase di forum internasional, WHO di Argentina," kata Herwin Yatim, saat mempresentasekan program inisiatif yang digagas tahun 2014 ini.

Program inisiatif ini sendiri merupakan disertasi studi Doktoral Kadis Kesehatan Banggai Dr dr Anang Samudera Otoluwa di PPs Universitas Hasanuddin, Makassar, tahun 2015 lalu.

"Yang dianggap inovasi oleh pusat, sebab kita ajak lembaga penyuluh agama, KUA untuk mewajibkan calon pengantin untuk suntik, tablet dan vitamin, dulu sebelum dapat buku nikah," ujar Dr Anang.

Hadir juga dalam acara ini guru besar kependudukan dari IPB dan mantan deputi Bappenas, dan Guru Besar Kesehatan Masyarakat Unhas Prof Dr Razak "Atja" Thaha MS.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved