PKL Tak Mau Masuk ke Pasar Sentral Makassar, Ini Alasannya
Organisasi yang menaungi 2000 pedagang Pasar Sentral menilai tarif atau harga lods yang dipatok MTIR terlalu mahal dan memberatkan bagi pedagang.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Ina Maharani
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pedagang Kaki Lima (PKL) menolak relokasi ke Gedung Mal Pasar Sentral Makassar yang rencananya dilaksanakan sebelum bulan puasa tahun ini.
Penolakan itu terjadi lantaran pihak PT Melati Tunggal Inti Raya (MTIR) selaku pengembang dan Pemerintah Kota Makassar belum memenuhi permintaan mereka.
"Kami menolak relokasi sebelum ada kesepakatan masalah harga antara pedagang dengan pengembang," kata Ketua Forum Komunikasi Pedagang Kaki Lima, Tajuddin kepada Tribun, Senin (10/04/2017).
Baca: Sewa Lods 1x1 Meter di Pasar Sentral Makassar Setara Apartemen
Organisasi yang menaungi 2000 pedagang Pasar Sentral menilai tarif atau harga lods yang dipatok MTIR terlalu mahal dan memberatkan bagi pedagang.
"Harga yang ditawarkan MTIR terlalu berlebihan. Pedagang Kaki 5 disamakan dengan pedagang lain yang memiliki banyak modal," sebutnya.
Tajjudin menyebut harga yang dipatok MTIR kepada pedagang kaki lima senilai Rp 160 juta tidak sebanding dengan ukuran lods 1 x 1 M. Ukuran petak hanya separu dengan luas petak lapak yang ditempati para pedagang sebelumya.
Baca: MTIR Nilai Empat Fasilitas Mal Makassar Dinyatakan Sudah Layak Pakai
Tidak hanya itu, PK5 juga memprotes MTIR tentang penempatan zona berjualan bagi PK5. Pasalnya pengembang tidak memikirkan dampak sosial yang ditimbulkan.
“Tidak ada zonanya, sedangkan kita tahu PK5 itu bervariasi, ada yang jual buah, makanan, tapi mereka dicampur saja, bayangkan kalau PK5 diapit oleh pedagang besar, jualannya pasti tidak laku,” tuturnya.
Menyikapi tidak adanya kesepakatan itu, Forum Komonikasi Pedagang Kaki Lima akan melakukan pertemuan di Kantor PD Pasar di Jl Kerung kerung, Rabu depan.
"Hari Rabu kita akan ke PD pasar dan melakukan pertemuan membahas persoalan ini,"tegasnya.