500 Relawan Tani Lorong di Makassar Dibekali Ilmu Hortikuktura
Untuk mematangkan ilmu hortikultura, Dinas Perikanan dan Pertanian Makassar menggandeng Fakultas Pertanian Unhas.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar komitmen menyukseskan program Badan Usaha Lorong (Bulo) yang dirintis langsung Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Hal itu ditandai dengan dilaksanakannya pelatihan kepada 500 relawan yang dinamakan Kelompok Tani Lorong di Makassar Golden Hotel Jl Pasar Ikan, Makassar, Kamis (6/4/2017).
Kelompok Tani Lorong ini diketahui dibina langsung oleh Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar.
Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Makassar Abdul Rahman Bando, mengatakan pelatihan yang ia laksanakan ini sebagai pengembangan para masyarakat yang ada didalam lorong agar bisa mematangkan lagi ilmu tentang penanaman cabe.
Rahman mengaku sebagaja melibatkan masyarakat lorong, karena sebagian besar para warga di lorong tidak memiliki penghasilan tetap sehingga tenaga dan keahlian mereka nantinya bisa dimanfaatkan dengan bercocok tanam dengan cabai.
Lanjut Rahman, tentunya penanaman cabai di dalam lorong ini menjadi pertanyaan publik, salah satunya karena tidak adanya lahan perkebunan.
Dengan itu, ia pun mengadakan pelatihan ini dan mengedukasi masyarakat bagaimana cara menanam cabai di dalam lorong.
Untuk mematangkan ilmu hortikultura, Dinas Perikanan dan Pertanian Makassar menggandeng Fakultas Pertanian Unhas.
"Salah satu akademisi pertanian yakni bu Sakka Pati jadi pemateri dalam pelatihan ini. Selain itu tim kami juga ikut memandu," katanya.
Terpisah, Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang turut membuka acara ini mengatakan bahwa bercocok tanam di kota metroppolitan seperti di Makassar adalah suatu hal yang sangat luar biasa.
Bagaimana tidak, di Makassar kata Danny tidak ada lahan pertanian. Namun dengan konsep bercocok tanam cabai di Lorong akan meyakinkan seluruh daerah bahwa Makassar adalah daerah yang potensi.
"Harga cabai secara Nasional itu naik tiga kali lipat. Insya Allah, jika program ini berhasil kita bisa menyeimbangkan harga nasional," kata Danny.
Danny menjelaskan, sengaja ia menyebut program Badan Usaha Lorong (Bulo) ini, pasalnya program Bulo dengan memilih cabai sebagai obyek pendapatan akan bermanfaat bagi masyarakat.
Kata Danny, dengan cabai para masyarakat bisa berpenghasilan, bahkan ia tidak lagi repot membeli cabai di pasar.(*)