Warga Kampung Ambo Alle Pinrang Gelar Ritual Mattojang, Ini Tujuannya
Mattojang merupakan ritual adat dengan memainkan ayunan setinggi 10 Meter, yang terbuat dari bahan rotan, bambu, dan batang pohon pinang.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPINRANG.COM, PALETEANG - Warga Kampung Ambo Alle, Kelurahan Mamminasae, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang, melaksanakan ritual mattojang, Rabu (5/4/2017).
Mattojang merupakan ritual adat dengan memainkan ayunan setinggi 10 Meter, yang terbuat dari bahan rotan, bambu, dan batang pohon pinang.
Sebelum mattojang dimulai, pemangku adat ditemani beberapa warga terlebih dahulu mengelilingi arena mattojang, sembari berdoa untuk keberkahan acara.
Anggota Himpunan Pemuda-Pemudi Krearif Ambo Alle (HIPKA), Muhammad Rahman Nur menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kesyukuran dan kegembiraan petani terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan.
"Tak ada maksud lain, selain bentuk kesyukuran yang dituangkan melalui pesta," jelasnya.
Sebenarnya, lanjut Rahman, tradisi mattojang selalu dibarengi dengan acara mappadendang.
Ritual mappadendang itu diwujudkan melalui penumbukan gabah pada lesung dengan menggunakan tongkat besar, hingga menghasilkan suara tumbukan yang berirama.
Di tengah iringan suara tumbukan itu, beberapa warga meresponnya dengan tarian manca.
"Hal itu merupakan luapan kegimbaraan setelah memperoleh rezki dari Tuhan," ucap Rahman.