Harga Melebihi Daging, BI Inisiatif Tanam Cabai di Lapas
BI berinisiatif gencar menanam cabai, karena harganya yang membuat masyarakat menjerit. Harga cabai Sulsel sempat mencapai Rp 120 ribu perkilogram.
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Pimpinan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wiwik Sisto Widayat mengatakan, BI selalu berupaya untuk terlibat dalam pertumbuhan ekonomi di Sulsel dan stabilisasi harga di masyarakat.
Salah satu caranya, melakukan penanam cabai di Lapas Maros dengan dikerjasamakan dengan Kemenkumham Sulsel.
"Kami berusaha mendorong komoditi supaya memenuhi kebutuhan warga. Kami siapkan beberapa jenis cabai untuk ditanam di Lapas, seperti kriting, rawit dan merah," katanya saat mengahdiri kegiatan tanam cabai di Lapas Maros, Senin (3/4/2017).
BI berinisiatif gencar menanam cabai, karena harganya yang membuat masyarakat menjerit. Harga cabai Sulsel sempat mencapai Rp 120 ribu perkilogram.
Harga cabai tersebut bahkan mengalahkan daging sapi dan kuda sebanyak satu kilogram di Kabupaten Jeneponto.
"Cabai mejadi komunidas yang penyumbang inflasi terbasar. BI hanya konsesntrasi pada inflasi terbesar seperti cabai dan beras," ujarnya.
Selain penanaman, BI juga memikirkan cara pemasaran dan produksi cabai Lapas. Nantinya, hasil dari cabai akan disetor ke kas negara.
Penanamaan cabai di Lapas merupakan tahap pertama yang dilakukan BI Maros. Jika nantinya, hasilnya memuaskan, maka BI akan berusaha menambah bibit dan luas lahannya.
"Kita sudah tindaklanjuti keputusan pimpinan pusat BI, seperti sekolah lapang ini dan pemberian sarana prasarana pengembangan cabai di Lapas," ujanya.(*)