Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sepele, Tapi Benda ini Bisa Selamatkan Kamu dari Serangan Ular Piton, Pakailah Saat Masuk Hutan!

Peristiwa ini seakan memberikan peringatan ketika masuk hutan hendaknya untuk lebih berhati-hati.

Editor: Ilham Arsyam
Akbar dan Ular Piton 

TRIBUN-TIMUR.COM - Peristiwa tewasnya petani sawit asal Sulawesi Barat, M Akbar (25) ditelan ular piton mengejutkan banyak pihak.

Peristiwa ini seakan memberikan peringatan ketika masuk hutan hendaknya untuk lebih berhati-hati.

Berikut beberapa tips masuk hutan agar terhindar dari serangan hewan buas ini:

1. Sebaiknya tak jalan sendiri

Ketika masuk hutan hendaknya jangan seorang diri.

"Jangan pernah pergi sendiri saat di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu," kata Peneliti herpetologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Mirza D Kusrini seperti dikutip dari kompas.com.

2. Hindari tempat basah

Tempat basah merupakan daerah kesukaan ular piton. Ular piton yang memangsa Akbar itu sendiri ditemukan di area yang berair dan berlumpur.

3 Memakai topi

Nah, ini mungkin sepele. Namun memakai topi rimba maupun topi tani saat berada di hutan bisa menyelamatkan nyawamu dari serangan piton. Alasannya piton biasanya berada di atas pohon.

Piton biasanya akan menjatuhkan diri dari pohon-pohon yang tinggi dan mengincar kepala terlebih dahulu sebelum melilit. Mirza menambahkan penting juga saat berjalan untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton.

4. Korek api

Bagi pencinta alam pasti tak pernah melupakan benda ini. Membuat api unggun di sekitar anda bisa mencegah datangnya hewan buas termasuk ular mendekat.

Selain itu, kata Mirza, penting untuk tidak mengganggu.

"Kalau menemukan piton, lebih baik mundur. Jangan malah diganggu," ungkap Mirza.

Menurutnya, ular pada umumnya merupakan hewan pemalu. Jika manudia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa.

Mamuju 'Sarang' Ular

Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju mengungkapkan hampir semua wilayah di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Provinsi Sulbar, terdapat habitat ular piton atau ular sanca kembang.

Hal itu diungkapkan oleh Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Polhut Resort Mamuju, Hardi, kepada TribunSulbar.com, Rabu (29/3/2017).

"Hampir semua wilayah di Mamuju Tengah itu terdapat habitat ular piton atau sanca," kata Hardi.

"Apalagi di kanal-kanal kebun sawit itu hampir semua ditempati," tambahnya.

Ia mengungkapkan, daerah Desa Salubiro Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, merupakan daerah yang paling banyak ular pitonnya.

Menyebarnya ular piton di wilayah tersebut, dikarenakan habitnya terganggu.

"Gara-gara habitatnya ini terganggu oleh pembukaan lahan sawit, makanya menyebar dan hampir semua wilayah di Mateng terdapat, apalagi di Salubiro," paparnya.

Ia mengatakan, piton paling sering terlihat di wilayah tersebut saat memasuki musim kemarau dan hujan.

"Kalau sudah musim kemarau dan hujan pasti banyak bermunculan," ujarnya.

Berdasarkan data Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Polhut Sulbar, Provinsi Sulbar merupakan salah satu wilayah habitat ular piton terbanyak di Indonesia.

"Memang di Sulbar banyak, apalagi wilayah Mamuju, bahkan Sulbar jumlah perdagangan ular piton sekitar 1000 ekor per tahun," jelasnya.

Ia menuturkan, ular sanca atau piton belum dilindungi, sehingga hampir diseluruh wilayah Sulbar, utamanya diwilayah Mamuju sering terjadi penangkapan.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan hampir disemua rawa dan kanal-kanal di Mamuju ditempati buaya.

Terkait kejadian yang menimpa Akbar, Hardi menghimbau kepada masyarakat utama para petani sawit untuk berhati-hati terhadap keberadaan hewan-hewan pemangsa tersebut.

Akbar (25), korban tewas ditelan ular piton di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, di mata keluarganya merupakan sosok pendiam dan sabar.

"Sabar sekali ini Akbar, pendiam," kata ayah kandung Akbar, Muhammad Ramli, kepada TribunSulbar.com, Rabu (29/3/2017).

"Karena sabarnya, dia tidak pergi cari kerja. Jadi saya suruh saja kerja sawit karena dia tidak tahu pergi cari kerja," tambahnya.

Akbar anak pertama dari 10 bersaudara

Ramli mengatakan, Akbar meninggalkan dua anak.

"Anak pertamanya berusian lima tahun, sementara anak keduanya baru berusia tiga bulan," ujar Ramli.

Akbar telah dimakamkan di pekuburan Islam Pantai Desa Salubiro, Selasa (28/3/2019) sekitar pukul 11.00 wita.

Dia ditemukan tak bernyawa di perut ular piton raksasa, Senin (27/3/2017) malam, di kebun kelapa sawitnya, Dusun Pangeran, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kematian Akbar belum diketahui istrinya, Muna.

"Saat ini istrinya ada di Palopo dan tidak bisa dikonfirmasi karena susah jaringan di tempatnya," kata Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi, kepada tribun Tribunsulbar.com.

Menurut Junaedi, sebelum meninggal atau sekitar sebulan lalu, Akbar mengantar Muna ke kampung halamannya (Palopo) untuk melahirkan anak kedua mereka.

"Saat (istri) selesai melahirkan, Akbar kembali ke sini. Jadi, rencananya ini, Akbar pergi panen sawitnya karena mau ke Palopo kembali jemput istrinya kasihan," tutur Junaedi.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved