Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jual Minuman Olahan Susu, Adryan Yudhistira Raih Omzet Puluhan Juta per Bulan

Tidak hanya itu, konsep Jepang dalam menyajikan varian yang ditawarkan ke konsumen menjadi daya tarik tersendiri.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Owner Yotta Milk, Adryan Yudhistira 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Minuman kemasan dengan aneka brand tidak hanya dijajakan di mal, pasar, dan ritel modern saja. Tetapi di pinggiran jalan pun kian menjamur.

Namun, bisnis ini dianggap sebelah mata banyak orang. Dikarenakan untungnya yang sedikit. Adryan Yudhistira, Owner Yotta Milk menepis itu.

Alumnus Psikologi UNM ini mengaku telah beromzet Rp 20 juta per outlet setiap bulannya.

"Saya punya tiga outlet di Jl Perintis Kemerdekaan, UIN Alauddin di Jl Samata, dan di UNM di AP Pettarani," kata Yudistria melalui telepon, Selasa (29/3/2017).

Mei tahun ini, genap dua tahun usahanya dibuka. Ia masih mengingat modal yang digunakan untuk membangun bisnisnya tersebut berasal dari program mahasiswa wirausaha.

"Saya ingat Rp 10 juta modal saya untuk buat Yotta Ice Blended. Namun sekarang diubah menjadi Yotta Milk. Soalnya kita fokus pada olahan susu yang jadi pembeda dengan usaha minuman lainnya," kata lelaki kelahiran Parepare 1995 itu.

Tidak hanya itu, konsep Jepang dalam menyajikan varian yang ditawarkan ke konsumen menjadi daya tarik tersendiri.

"Kita desain jajanannya dengan konsep Jepang. Seperti logo, kemasan, bahkan Yotta itu dari bahasa Jepang yang berarti berasal. Nah nama itu yang menstimulus kami puntuk terus giat mengembangkan Yotta Milk ini," kata sarjana Psikologi itu.

Hingga saat ini, sudah ada 27 jenis aneka minuman berbahan baku susu yang disajikan dalam bentuk jus.

“Menu yang kami tawarkan semuanya berbahan baku susu. Dan susu segar ini kami dapatkan langsung dari Enrekang. Namun karena produksi susu di Enrekang menipis kita mix dengan susu UHT produksi Susu Ultra," ujar lelaki berkacamata itu.

Terkait harga yang ditawarkan, disesuaikan dengan pangsa pasar penjualan yang kebanhakan dari kalangan mahasiswa dan anak sekolahan.

“Harganya mulai Rp 7 ribu hingga Rp 16 ribu. Semakin besar ukuran dan banyak topingnya tentu semakin mahal," ujarnya.

Saat ini ia sudah memiliki empat karyawan. Ia pun kini fokus mengembangkan usahanya dengan banyak bekerja sama dengan beberapa anggota komunitas seperti Tangan Di Atas (TDA). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved