Garin Nugroho: Kok Bisa di Toraja Ini Tak Ada Bioskop Modern
Menurut pria usia 55 tahun kelahiran Yogyakarta tersebut, tanpa bioskop berarti Toraja lengkap untuk memanjakan wisatawan.
Penulis: Yultin Rante | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO- Dua kabupaten Toraja, Tana Toraja dan Toraja, tak punya bioskop. Ini yang disayangkan sutradara dan produser kawakan Indonesia Garin Nugroho.
Padahal Toraja salah satu daerah wisata andalan Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kok bisa di Toraja ini satu pun tak ada bioskop modern, di Palopo ada," kata pria bernama lengkap Garin Nugroho Riyanto, itu kepada wartawan di Hotel Luta, Kecamatan Rantepao, Toraja Utara, Selasa (28/3/2017) malam.
Garin ke Toraja dalam rangka menghadiri Toraja Festival Film.
"Sungguh sangat disayangkan sebagai salah satu kota wisata dunia," katanya lagi.
Menurut pria usia 55 tahun kelahiran Yogyakarta tersebut, tanpa bioskop berarti Toraja lengkap untuk memanjakan wisatawan.
Garin berharap kepada pemerintah kedua kabupaten memikirkan tempat nonton layar lebar.
"Ini zaman milenial, Pemkab harus berpacu dan ekstra keras agar anak muda Toraja tidak tertinggal," ujar Garin.
Garin tengah mempersiapkan sejumlah film karyanya tahun ini, termasuk film yang bertemakan Toraja.
Film Toraja, yang bernuansa adat budaya Toraja khususnya pesta adat kematian atau rambu solo.
Dua artis dilibatkan dalam film tersebut.
"Saat masih tahap survei, tahun ini kami pengambilan gambar, maka tadi tiba, keliling mencari bioskop," kata Garin.
Rencananya, Garin ke Toraja lagi untuk memberikan workshop festival film Toraja pada Agustus 2017.
Secuil narasi film rambu solo, "itu bercerita mengenai kisah seorang ibu yang sangat sayang anaknya, lalu saat anak ibu ini meninggal dunia,
dia lakukan ritual kematian sebagai jembatan ibu ini bertemu anaknya seperti itu. Cerita ini ingin memperjelas budaya Toraj," tutur Garin. (*)