Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub DKI Jakarta

Dibilangi 'Manusia Berhati Iblis', Ternyata Beginilah Jawaban Anies Baswedan

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno

Editor: Edi Sumardi
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Anies Baswedan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memiliki cara nan unik menghadapi orang-orang yang menghujatnya di media sosial.

Ya, untuk mengakomodir orang-orang penghujat tersebut, Anies dan tim kampanyenya membuat rekaman video dengan menyisipkan tagar #tweetjahat.

Dalam rekaman video #tweetjahat terbaru, Anies mendapatkan hujatan dari seseorang yang me-mention dirinya di jejaring sosial Twitter.

Rekaman itu diunggah ke akun jejaring sosial Instagram milik @aniesbaswedan.

"Sayang sekali yang bantu baca #tweetjahat ini, bro @achmadmunawar.id belum bisa gabung grup IBLIS. Ada yang berminat? :) #bantuteman," tulis akun @aniesbaswedan.

Netizen pengguna akun Twitter @SundaElfrida tersebut menyebut Anies manusia berhati iblis.

"@aniesbaswedan manusia berhati iblis," kicau akun @SundaElfrida yang dibacakan oleh sang pembawa acara.

"Katanya mas Anies manusia berhati iblis," ujar si pembawa acara.

Dengan ekspresi tenang, Anies pun terdiam sejenak dan sesekali melihat ke arah kamera.

"Bentar, iblis itu kan singkatan dari Ikatan Bapak-bapak Lucu dan Imut Sekali," ujar Anies sambil menirukan gaya ala girlband Cherrybelle dalam lagu 'Beautiful."

Di penghujung video tersebut, Anies pun mengatakan, "Oh my God," sambil tak hentinya menggelengkan kepala.

Ekspresi Anies tersebut disambut tawa oleh para kru pembuatan video itu.


Sedihnya Ahok saat Akan Dipecat Anies

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sempat berandai-andai menjadikan calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebagai salah satu penasihat apabila mereka terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Tapi dalam tayangan Mata Najwa pada Metro TV, Seniin (27/3/2017) malam, Anies mengaku akan memecat Ahok.

Menanggapi hal tersebut, Ahok sedih.

"Makanya saya sedih saya, dulu bilang mau angkat saya jadi staf ahli," kata Ahok kepada wartawan di gedung Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat

Ucapan Anies akan mengangkat Ahok sebagai penasihat, diketahui mantan bupati Belitung Timur dari pemberitaan di media massa.

"Kan dia ngomong di media. Penasihat. Tadi enggak ada ngomong penasihat lagi. Dipecat beneran saya. Sedih saja," katanya.

Kalimat memecat Ahok itu dilontarkan Anies, saat pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab, menyatakan ada dua persepsi kepemimpinan berbeda antara Ahok dan Anies.

Bila kepemimpinan Ahok dipersepsikan ceplas-ceplos, apa adanya, mudah marah, dan mudah memecat anak buah.

Sedangkan kepemimpinan Anies dipersepsikan banyak orang sebagai orang yang santun, tidak tegas, dan tidak berani pecat anak buah.

Mendengar ada kalimat tidak berani pecat anak buah dari Najwa Shihab, Anies pun mengeluarkan pernyataan saat mencalonkan dirinya sebagai gubernur DKI merupakan langkahnya untuk memecat Ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI yang sekarang.

"Tidak mungkin memecat anak buah? Sekarang saja saya sedang berusaha memberhentikan Pak Basuki dari gubernur. Jadi bagaimana kita enggak berani (pecat), apalagi anak buahnya, gubernurnya aja maudiberhentiin," kata Anies.

Menanggapi pernyataan Anies, Ahok langsung menjelaskan kalau yang berhak memecat dirinya adalah warga Jakarta.

Karena kontraknya dia dengan warga Jakarta hingga Oktober 2017.

"Dalam hal ini, saya memang anak buahnya Pak Anies. Karena saya pelayan warga Jakarta. Jadi kalau mau mecat saya, bukan sebagai calon gubernur, tetapi sebagai warga DKI," jawab Ahok.

Rusak Mental

Ahok menegaskan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang ditawarkan pesaingnya pasangan calon nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merusak mental.

KJP Plus pada dasarnya tetap memberikan subsidi pendidikan bagi anak tidak mampu.

Hanya bedanya, KJP Plus boleh untuk anak yang tidak duduk di bangku pendidikan formal dan sistemnya bisa tarik tunai.

Ahok menilai modifikasi yang ditawarkan Anies-Sandi tidak mendidik warga.

"Karena dia mau kasih tunai, kan dia kasih kontan. Kalau dia mau kasih kontan kami nggak punya data, itu ngerusak mental. Ngerusak mentalnya apa, orang nggak mau sekolah pun kasih KJP, KJP itu justru untuk mendorong orang mau sekolah, kita terbitkan KJP untuk memcegah orang putus sekolah," kata Ahok kepada wartawan di gedung Metro TV.

Ahok mencontohkan jika dirinya ingin curang menang dalam Pilkada DKI tahun 2017, bisa saja memberikan KJP secara tunai kepada pelajar.

Dengan menyalurkan anggaran Rp 2,6 triliun, calon gubernur petahana ini yakin menang, lantaran disebut berjasa bagi-bagi uang.

"Kalau saya lakukan seperti itu apa nggak merusak mental orang? Menguntungkan saya nggak kalau semuanya saya kasih tunai Rp 2,6 triliun, dibagiin boleh tarik langsung. Itu kan hibah boleh ditarik semua, boleh belanja aja seenaknya bapak-emaknya semua. Ini yang saya bilang ga boleh," kata Ahok.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved