Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Pemadam Kelaparan Sidrap, Beromzet Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Jika pemadam kebakaran bertugas memadamkan api, maka pemadam kelaparan ini bertugas memadamkan haus dan dahaga.

Penulis: Amiruddin | Editor: Mahyuddin
Ini Pemadam Kelaparan Sidrap, Beromzet Puluhan Juta Rupiah Per Bulan - es-teler-sdirap_20170312_200955.jpg
amiruddin/tribunsidrap.com
Kedai es teler Pemadam Kelaparan di depan Kantor DPRD Sidrap Jl Jenderal Sudirman, Pangkajene, Sidrap.
Ini Pemadam Kelaparan Sidrap, Beromzet Puluhan Juta Rupiah Per Bulan - es-teler-sidrap_20170312_201038.jpg
amiruddin/tribunsidrap.com
Kedai es teler Pemadam Kelaparan di depan Kantor DPRD Sidrap Jl Jenderal Sudirman, Pangkajene, Sidrap.

Laporan Wartawan TribunSidrap.com, Amiruddin

TRIBUNSIDRAP.COM, PANGKAJENE - Pantang pulang sebelum padam tentu kita sudah mengetahui siapa pemilik tagline tersebut.

Tagline itu pastilah milik pemadam kebakaran.

Namun bagaimana jadinya jika ada pula pemadam kelaparan.

Jika pemadam kebakaran bertugas memadamkan api, maka pemadam kelaparan ini bertugas memadamkan haus dan dahaga.

Terletak di depan Kantor DPRD Sidrap Jl Jenderal Sudirman, Pangkajene, Sidrap.

Sebuah kedai Es Teler Pemadam Kelaparan tampak selalu ramai dikunjungi penikmat es teler.

Pemilik usaha es teler pemadam kelaparan, Tamrin (54) mengaku merintis usahanya sejak 9 tahun lalu.

"Mulanya saya cuma ikut membantu seorang pedagang es teler menjajakan dagangannya. Namun setelah ia tak lagi berdagang, saya melanjutkan usaha tersebut sejak 2009 yang lalu," ujar Tamrin saat ditemui TribunSidrap.com, Minggu (12/3/2017).

Ia sengaja memilih nama itu untuk menarik minat pembeli datang ke kedainya.

"Pemadam kelaparan kan unik, orang pasti bertanya-tanya. Makanya saya pilih nama ini biar orang berdatangan mencicipi dagangan saya," tuturnya sambil melayani pembelinya.

Kedai es teler itu tiap hari ramai dikunjungi pembeli.

Tak pandang tua maupun muda, juga turut meramaikan kedai yang letaknya cukup strategis itu.

Semilir angin dan rimbunnya pohon di sekitar, membuat pembeli es telernya bisa berlama-lama di kedainya.

Ditambah lagi dengan harga es telernya yang cukup terjangkau, cukup Rp 5.000 per gelas.

Tak heran jika usaha es telernya beromzet jutaan rupiah per bulan.

"Alahamdulillah omzet per hari kami bisa dapat Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Bahkan bila hari libur, omzetnya bisa lebih," kata Tamrin

Ayah 4 anak itu membuka usahanya tiap pukul 08.00 Wita pagi, hingga jelang Maghrib, dan dibantu anaknya berjualan.

Melihat tingginya minat pembeli es telernya, Tamrin berniat membuka cabang pemadam kelaparannya.

"Saya sementara survei lokasi yang tepat untuk buka cabang, semoga bisa seramai ini juga," ucapnya sambil diaminkan anaknya.

Meski usahanya sudah terbilang sukses, ia tak lupa mengingatkan warga Sidrap lainnya untuk berani berbisnis.

"Orang Sidrap harus berani memanfaatkan peluang, dan jangan lupa tanggalkan sikap gengsi," tutur Tamrin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved